.

.

Selasa, 16 Februari 2016

Managib Istiqlal

Sholat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku mengikuti kehendak Zat Yang Maha Mengatur Alam Semesta. Entah sudah berapa puluh kali kita mendengarkan kisah yang disampaikan oleh para mubaligh mengenai sholat tapi rasanya layar bawah sadar kita tak merespon atau menyambut dengan suka cita, padahal sholat adalah mi’rajnya orang mu’min.
          Keluhan yang pertama yang kita rasakan adalah sulitnya konsentrasi, sehingga tergambar diraut muka, wajah penuh ketegangan dan kening mengkerut menambah kesan bahwa kita sedang berkosentrasi. Tapi tetap saja pikiran melayang-layang tidak bisa dikendalikan. Padahal segala tata cara syarat sholat telah terpenuhi, baik bacaan maupun roka’atnya. Lagi-lagi pikiran tanpa kompromi menyelonong pergi dan tahu-tahu sholat sudah usai tanpa disadari.
          Sholat sebagaimana yang memenuhi kriteria sebagai mi’raj adalah sholat yang membumi artinya ketika hati menikmati puncak kelezatan spiritual bersama Alloh SWT, ia kembali lagi kebumi dengan membawa pencerahan untuk diaplikasikan. Sehingga akan merasakan bahwa beribadah adalah suatu yang memang dibutuhkan oleh jiwa, pikiran dan fisik kita. Dengan kata laian kita yang butuh Alloh, bukan Alloh yang butuh kita.

Hal semacam ini juga terdapat pada bacaan sholat yang diulang-ulang. Pengulangan ini mempunyai kekuatan untuk mensugesti dan menghipnosa mental yang gelisah dan bingung atau memasukan (menenggelamkan) pikiran ke dalam ketenangan yang luar biasa dan sangat bermanfaat untuk menangkap ilham atau intuisi yang bisa digunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan.
Dzikir Ismu Dzat bukan sebuah mantra tetapi sebuah arah spiritual yang jelas, menuntun orang untuk mencapai keadaan yang lebih tinggi. Menyebut Nama Alloh (Ismu Dzat) secara otomatis kesadaran kita akan menembus (melampui) alam-alam benda yang memiliki batasan. Begitu juga ketika anda menyebut Nama Alloh ia langsung menanggalkan batasan-batasan kesadaran rendahnya menuju kesadaran wujud tertinggi. Karena Ismu Dzat mengandung Energi potensial, sehingga ketika disebut langsung kembali keasalnya/fitrah (Alloh).Rosululloh bersabda: “Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba kelak pada hari kiamat adalah sholatnya. Apabila sholatnya lurus, maka lurus pulalah amal ibadah yang lainnya; manakala sholatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Thabrani)
          Pengertian bahwa sholat yang berharga dan bermartabat adalah bukan sholat yang sembarangan, namun sholat yang benar-benar memenuhi syarat dan rukunnya disamping batinnya juga jantungnya sebagai tempat khusyu.Hakikat sholat juga merupakan symbol garis pemisah yang membedakan karekteristik kemusliman, kemunafikan dan kekafiran seseorang. Sholat juga bisa membentuk pribadi-pribadi susila, berakhlaq mulia, berbudi luhur tapi pertanyaannya sholat yang bagaimanakah bisa seperti itu  ?inilah yang harus dicari alatnya yang untuk khusyu baik didalam maupun diluar sholat.
          Semoga kita bisa meraih cahaya kebahagian melalui sholat dan bisa direngkuh manakala kita mendirikan sholat secara hakiki, “Inna li kulli haq haqiqah wa li kulli shawab nur; setiap yang hak ada hakikatnya, sebagaimana kebenaran menyimpan seberkas cahaya”. Demikian sabda Nabi SAW. Mudah-mudahan kita bisa menggapainnya. Aamiin

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes