Sholat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar
Sesungguhnya
sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku mengikuti kehendak Zat Yang Maha
Mengatur Alam Semesta. Entah sudah berapa puluh kali kita mendengarkan kisah
yang disampaikan oleh para mubaligh mengenai sholat tapi rasanya layar bawah
sadar kita tak merespon atau menyambut dengan suka cita, padahal sholat adalah
mi’rajnya orang mu’min.
Keluhan yang pertama yang kita rasakan
adalah sulitnya konsentrasi, sehingga tergambar diraut muka, wajah penuh
ketegangan dan kening mengkerut menambah kesan bahwa kita sedang berkosentrasi.
Tapi tetap saja pikiran melayang-layang tidak bisa dikendalikan. Padahal segala
tata cara syarat sholat telah terpenuhi, baik bacaan maupun roka’atnya.
Lagi-lagi pikiran tanpa kompromi menyelonong pergi dan tahu-tahu sholat sudah
usai tanpa disadari.
Sholat
sebagaimana yang memenuhi kriteria sebagai mi’raj adalah sholat yang membumi
artinya ketika hati menikmati puncak kelezatan spiritual bersama Alloh SWT, ia kembali
lagi kebumi dengan membawa pencerahan untuk diaplikasikan. Sehingga akan merasakan bahwa beribadah adalah
suatu yang memang dibutuhkan oleh jiwa, pikiran dan fisik kita. Dengan kata
laian kita yang butuh Alloh, bukan Alloh yang butuh kita.
|
Dzikir Ismu Dzat
bukan sebuah mantra tetapi sebuah arah spiritual yang jelas, menuntun orang
untuk mencapai keadaan yang lebih tinggi. Menyebut Nama Alloh (Ismu Dzat)
secara otomatis kesadaran kita akan menembus (melampui) alam-alam benda yang
memiliki batasan. Begitu juga ketika anda menyebut Nama Alloh ia langsung
menanggalkan batasan-batasan kesadaran rendahnya menuju kesadaran wujud
tertinggi. Karena Ismu Dzat mengandung Energi potensial, sehingga ketika
disebut langsung kembali keasalnya/fitrah (Alloh). Rosululloh
bersabda: “Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba kelak pada hari kiamat
adalah sholatnya. Apabila sholatnya lurus, maka lurus pulalah amal ibadah yang
lainnya; manakala sholatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Thabrani)
Pengertian bahwa sholat yang berharga
dan bermartabat adalah bukan sholat yang sembarangan, namun sholat yang
benar-benar memenuhi syarat dan rukunnya disamping batinnya juga jantungnya
sebagai tempat khusyu.Hakikat sholat juga merupakan symbol garis pemisah yang
membedakan karekteristik kemusliman, kemunafikan dan kekafiran seseorang.
Sholat juga bisa membentuk pribadi-pribadi susila, berakhlaq mulia, berbudi
luhur tapi pertanyaannya sholat yang bagaimanakah bisa seperti itu ?inilah yang harus dicari alatnya yang untuk
khusyu baik didalam maupun diluar sholat.
Semoga kita bisa meraih cahaya kebahagian melalui sholat
dan bisa direngkuh manakala kita mendirikan sholat secara hakiki, “Inna li kulli haq haqiqah wa li kulli
shawab nur; setiap yang hak ada hakikatnya, sebagaimana kebenaran menyimpan
seberkas cahaya”. Demikian sabda Nabi SAW. Mudah-mudahan kita bisa
menggapainnya. Aamiin