.

.

Sabtu, 24 Maret 2012

ALASTU BIROBBIKUM

Ayat ini tentang penyaksian ruhaniyah kita sebagai fitroh insani tentang adanya Tuhan,"Alastu birrobikum...?,Qoolu bala syahidna...",Bukankah Aku ini Tuhanmu...?,Betul Engkau(Tuhan kami),kami menjadi saksi"


Kata Tuhan disitu sebagai terjemahan dari kata 'Robb' dan pada waktu itu kita telah menjawab 'Balaa syahidna',(betul kami telah bersaksi),jadi di alam ruh kita sudah bersaksi...

ketika di alam ruh kita telah bersaksi dan membawa bibit Tauhid,tapi ketika didunia dan ruh terpesona oleh keindahan fatamorgama dunia ia menjadi lupa akan asal-usulnya, ada yang menjadi tertutup dan menjadi kafir/tidak lagi bersyahadat dan ada juga yang menjadi terbuka dengan beriman/dengan bersyahadat

Kita ummat rasulullah termasuk yang menjadi terbuka karenan kita telah bersyahadat di alam ruhaniyah dan kita bersyahadati dialam dunia,krn itu di alam ruh menggunakan fill madhi/yang menunjukkan waktu lalu dan kita sekarang di dunia menggunakan fiil mudhori/yang menunjukkan akan waktu skrg...

karena kita telah tahu pada waktu sebelumnya yaitu ketika masih di alam ruh jika Tuhan kita adalah Allah,dan sekarang di dunia ini kita cuma menyatakan kembali persaksian itu,krn dari itu tdk memakai kata 'aku percaya',tapi memakai kata 'aku bersaksi(asyhadu)',

Kata percaya itu diapakai buat mempercayai sesuatu berita,contohnya ketika ada berita berdasarkan berita yang sebelumnya,maka saya akan percaya terhadap kebenaran berita tersebut,inilah kemudian yang disebut dengan beriman...

Jika ada yang lupa maka akan diberi peringatan oleh Allah,karena itu dengan diturunkannya Al Qur'an,dan salah satu nama dari Al Qur'an adalah al Dzikru(peringatan),dan ketika di dunia manusia dibagi menjadi 2 yaitu:
  1. Mereka orang yang menepati janjinya dengan mengucapkan syahadat,
  2. Mereka yang telah mengingkari akan janjinya yaitu mereka orang-orang kafir.

Tapi terkadang fakta yang ada bahwa orang-orang yang sudah bersyahadat ada juga yang tidak istiqomah dengan persaksiannya itu...

Apakah karena persaksiannya tidak ada saksi maka mereka jadi begitu?

"Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan(yang berhak untuk disembah) melainkan Dia,Yang menegakkan keadilan,Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu(juga menyatakan demikian)"(al imran:18)

Mereka saksi kita dalam bersyahadat,tapi ketika mereka lupa dan tidak konsekuaen degan persaksiannya maka belum bisa dikatakan adil yaitu:

Wadh'u syaiin fi mahallihi(meletakkan sesuatu pd tempatnya),org yangg telah bersyahadat mesti meletakkan sesuatu pada tempatnya,karena dirinya adalah hamba dan Allah adalah Tuhannya,

Asshidiqu wal amanah(jujur dan amanah),orang yang sudah bersyahadat mesti harus jujur dan amanah,dan antara lisan dan hati harus sejalan...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dijelaskan dan ditegaskan juga pada Surat 76. Al Insaan(Gerombolan Manusia, yakni yang punya "Jasad, badan, Raga, punya Jiwa, Punya RUH(MAHA HIDUP, Yang menghidupkan)itulah mahkluk ke-III yang diciptkanan Allah, beda dengan Golongan JIN yang hanya punya Jiwa dan Ruh(Haha Hidup),maka kesempurnaan manusia itu melebihi JIN dan MALAIKAT sekalipun kalau IA TAHU AKAN "ALASTU, DASAR BIRROBIKUM, "KULO BALA SAHIDNYA" Siapa Kamu, "AKULAH PENEGAK AGAMAMU" yang terangkum dalam "Inna dina indallahil ISLAM..."
3. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Berarti Semua Manusia setelah Adam (lahir) itu menerima TITAH itu,

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes