.

.

Rabu, 06 Juni 2012

TANYA JAWAB THORIQOH

AJARAN – AJARAN THORIKOH

Pertanyaan : 1
Apakah landasan pokok ajaran yang di ajarkan Thoriqoh itu ?
Jawab : 
1. Landasan Pokok ajaran Thoriqoh Didalam Al-Qur'an sbb:
 a. Tertera dalam Surat Al-Jin ayat 16 

wa-allawi istaqaamuu 'alaa ththhariiqati la-asqaynaahum maa-an ghadaqaa

[72:16] Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).
Keterangan:
Menurut tafsier Showie juz 4 halaman 216, bahwa ayat tersebut mempunyai isyaroh sebagai berikut ;  
“Dan sesungguhnya hamba Allah SWT. Itu apabila istiqomah olehnya menjalankan dan mengerjakan Thoriqoh  dengan cinta mendambakan (membiasakan) wirit, dzikir, muroqobah, musyahadah dan menjalankan beberapa sifat mahmudat serta meninggalkan beberapa sifat madzmumat yang semua tadi karena hanya bertujuan mohon ridlo Allah , maka Allah pasti memenuhi hati mereka dengan asror dan ma’ rifat Ilahiyah serta mahabbah lil-Lah yang menjadi sebab hidupnya beberapa ruh “.

b. Tertera  dalam Surat Yunus ayat 57.
 
yaa ayyuhaa nnaasu qad jaa-atkum maw'izhatun min rabbikum wasyifaaun limaa fii shshuduuri wahudan warahmatun lilmu/miniin
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Keterangan :
Menurut Tafsier Showie juz 2 halaman 164 bahwa, yang di maksud sebagai berikut :
1. Mau’idloh              (pelajaran ) adalah Syari’at.
2. Syifa’                     (penyembuh) adalah thoriqoh.
3 huda wa-rohmah     (petunjuk dan rahmat) Haqiqoh. 

c. Tertera dalam Surat Al-Ahzb ayat 41-42 ,

yaa ayyuhaalladziina aamanuu udzkuruullaaha dzikran katsiiraa
Artinya : 
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.

wasabbihuuhu bukratan wa-ashiilaa
Artinya :
Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.
Keterangan:
Ayat tersebut diatas dengan jelas perintah kepada para Mu’min agar benar-benar ber –dzikir kepada Allah SWT. Dengan dzikir sebanyak- banyaknya, baik di waktu pagi maupun di sore hari. Maka melaksanakan hal ini yang  paling tepat dan agar dapat istiqomah adalah lewat Thriqoh. Dikarenakan apabila sudah baeat akan mempunyai rasa tanggung jawab sehingga tidak akan mudah meninggalkan.nya. demikian agar kita selalu mendapat hidayah dan taufiq serta ‘inayah dari Allah SWT. Sehingga kita sadar dan menyadari atas hal tersebut.
  1. Tersebut dalam Surat An-Nisa ‘ ayat ;103 yang artinya : “Apabila kamu semua telah selesai mengerjakan sholat maka ingatlah kepada Allah (baik) di waktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring”.
  2. Tersebut dalam Surat Ar-Ro’d ayat;28 yang artinya : “orang-orang mu’min hatinya tentram karena mengingat Alah . Ingatlah !, karena dengan mengingat Allah hati menjadi tentram”.
  3. Tersebut dalam Surat Al-Ahzab Ayat;35 yang artinya : “Maka bagi pria yang banyak dzikir kepada Allah dan bagi perempuan yang banyak dzikir kepada Allah disediakan ampunan dan pahala yang besar oleh Allah”.
  4. Tersebut dalam Surat Al-Baqoroh Ayat ;152 yang artinya: Maka ingatlah kamu Kepada-Ku (Allah) maka Aku (Allah ) ingat pula kepadamu, (maksudnya: Allah memberi pahala atas dzikir tersebut).
  5. Tersebut dalam Surat Ad-Dahar ayat 25 yang artinya : Dan sebutlah nama tuhanmu pada waktu pagi dan waktu petang.
  6. Tersebut dalam Surat Thoha ayat 124 yang artinya : Barang siapa yang tidak mau mengingat Aku (Allah) maka dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan  kelak  di hari kiamat  (di akhirat) akan Ku kumpulkan dengan orang-orang yang buta .
2. Landasan Pokok ajaran Thoriqoh Didalam  Al-Hadits yaitu :
  1. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud di dalam menerangkan dekatnya Rosulullah SAW. yang artinya;”Ketika para sohabat R.A  mendengar pisahnya dengan beliau Rosulullah  SAW. dari dunia ini , maka mereka menjerit dan menangis seraya mereka berkata: Wahai Rosulullah SAW, Engkau utusan kepada kita dan mengukuhkan perkumpulan kita dan menjadi pusat urusan-urusan kita, ketika Engkau meninggalkan kita, maka siapa kita kembali ?. Jawab “Beliau Rosulullah SAW.” Aku telah meninggalkan untuk kamu sekalian 2(dua) pusaka yaitu:
          1. Al-Mahajjah , yakni syari’at islammiah.
          2. Ath-Thoriqotil-Baidlo’ yakni Thoriqoh yang bersih yang muttasil sanadnya bi – Rosulillah SAW.

      2. Dan Aku (Nabi Muhammad .) telah meninggalkan pula untukmu 2 petunjuk yaitu :
          1. Petunjuk yang dapat berbicara yaitu Al-Qur’an.
          2. Petunjuk yang tidak dapat berbicara yaitu maut.
Apabila ada sesuatu hal yang menyulitkan atas dirimu, maka kembalilah kamu kepada Al-Qur’an dan Al-hadits, dan ketika keras hatimu yakni tidak bisa menerima nasehat, Maka lemaskanlah dengan memikir-mikir tentang hal-ihwalnya orang yang meninggal.

Sebagaimana Hadits yang artinya:
Bahwa shohabat ‘Ali KW. Mohon keterangan kepada Rosulillah SAW.  " Wahai Rosulillah ! tunjukkanlah aku jalan yang dekat Kepada Allah SWT. Yang mudah untuk dijalani / dikerjakan hamba-hamba Allah . yang utama disisi Allah SWT. Maka Rosulullah menjawab: “ialah dzikir kepada Allah, karena tidak akan datang hari qiamat selama dimuka bumi masih ada yang Dzikir kepada Allah ( baik diucapkan dengan lisan atau dengan gerakan hati ) ".
  1. Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh shohabat Jabir bin Abdullah RA. Beliau Berkata:Saya dengar Rosulullah SAW. Bersabda : Paling utama utamanya dzikir ialah Membaca kalimat LAAILAAHAILLALLOH.
  2. Sebagaimana hadits yang diceritakan dari Shohabat Abi-huraeroh RA. Beliau berkata : Saya matur kepada Rosulillah SAW. Wahai Rosulillah! Siapakah orang yang paling utama mendapatkan pertolongan –Mu ? rosululloh menjawab;   “Orang yang paling pertama mendapatkan pertolongan – Ku ialah orang yang ahli Dzikir kalimat : LAAILAAHAILLALLOH dengan ikhlas hatinya”.
  3. Sebagai Hadits yang diriwayatkan olih Imam Muslim, Imam Nasai,Imam Bazzar, yang artinya : Rosululloh bersabda: (wahai  para Shohabat ) ! apakah kalian mau saya beri keterangan tentang amal per buatan yang lebih baik untuk kamu sekalian dan lebih bersih/bagus disisi Allah SWT . Dan lebih unggul didalam derajat kamu sekalian dari pada mendermakan emas dan perak , dan lebih bagus untuk kamu dari pada kamu berjuang memukulkan pedang dileher musuh dan para musuh memukulkan pedang dilehermu, kemudian para Shohabat menjawab; hiya mau wahai Rosululloh , Rosululloh bersabda; ialah Dzikir kepada Allah’Azza Wa Jalla.


Pertanyaan : 2
Dari manakah sumber ajaran thoriqoh itu ?

Jawab :
Dari Kitab- kitab Thoriqoh yang Mu’tabaroh , antara lain seperti : ihyak  “Ulumuddin, tan wirul –Qulub , jami’ul-Ushul, Majmu’atul-Kholidiyyah wan-Naqsyabandiyyah , Al-futuhatur- robaniyyah , Umdatus-Salik fi- Khoiril- masalik ,Al-Minahus –Saniyyah, Bahjatul Asror , Ar-rosyajat, An-Nafahat dan lain   Sebagainya



Pertanyaan     : 3. 
Minta dijelas kan tentang pokok-pokok ajaran dalam Thoriqoh Al-Mu’tabaro Annahdliyyah mengenai ‘aqidah dan ‘ubudiyyahnya, demikian juga mengenai: 
Tujuan dari ajaran-ajarannya.
Methode pengajaran/pendidikan.
Tempat-tempat pendidikan.
Tenaga-tenaga pengajarnya dan.
Amalan-amalan yang besifat praktis
Jawab :  
Aqidahnya Al-Maturidiyyah dan Al-‘Asya’ariyyah, ‘Ubudiyyahnya Ahlissunah Wal Jamaah ‘ala Ahadi Madzahibil Arba’ah dan disempurnakan dengan aurod-aurod tertemtu. Adapun jawaban (a) sampai (e) adalah sebagai berikut :
  • At-Takholi Wat-Tahali ( menjauhi sifat tercela dan memakai sifat yang terpuji)
  • Mentalqin murid menurut kemampuannya masing-masing.
  • Bertempat di masjid / pondok Kholwat dlsb.
  • Guru Mursyid dan badal-badalnya (Imam Khusus)
  • Amalan-amalan yang baik dan manfaat bagi nusa, bangsa dan agama terutama yang maslahah bagi pembangunan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Pertanyaan     :4.  
Bagaimana tanggapan atas ajaran-ajaran taersebut dari pihak kalangan luar ahli Thoriqoh?
 J a w a b            :    Baik.


Pertanyan        :5.
Benarkah ajaran-ajaran Thoriqoh bersifat tertutup, hanya khusus untuk kalangan anggota-   anggota thoriqoh saja ?
Jawab       :  
Kalau ajaran syariatnya bersifat umum, akan tetapi ajaran Thoriqohnya bersifat khusus. {Keterangan di kutip dari kitab Majmu’atul Kholidiyyah wan-Naqsyabandiyyah}, halaman : 6, ialah hadits yang diriwayatkan oleh sanad bin Aus dan ‘ubadah bin Shomit RA. Kedua-duanya mengatakan : Kita ada pada rosulillah SAW. Kemudian rosulullah bertanya, apakah diantara kamu sekalian ada orang lain ? (Wong Monco) kita menjawab, tidak ada wahai Rosulullah, kemudian Rosulullah manyuruh agar supaya pintu di kancing, kemudian Rasullulah bersabda: Angkatlah kedua tanganmu dan acapkan kalimat LAAILAAHAILLALLOH.

Penjelasan:
Hadis tersebut diatas mangisyaratkan dengan tidak diperbolehkannya orang lain (bukan anggota Thoriqoh) masuk pada waktu talqin dan dzikir.



Pertanyaan   :6.  
Apakah bapak yakin bahwa ajaran-ajaran tersebut tidak bertentangan dengan syari’at dan Aqidah Islamiyyah serta pernah di jalankan oleh Rosulullah SAW?
Jawab  :
Yakin, bahwa ajaran-ajaran Thoriqoh Al-Muhtabaroh Annahdliyyah tidak bertentangan      dengan syari’ah dan Aqidah Islamiyyah dan pernah dijalaankan Rosulullah SAW. sebagaimana keterangan Al-Quran dan hadist-hadist tersebut di atas.
KEMUNGKINAN ADANYA HUBUNGAN ANTARA
THORIQOH DAN KEBATINAN



Pertanyaan :7. 
Benarkah Thoriqoh merupakan aliran tashawuf (mistik Islam)
Jawab :
Benar bahwa Thoriqoh merupakan tashawuf, akan tetapi bukan mistik/klenik, bahkan    tashawufnya As-Syalafis Sholihin seperti yang diterangkan dalam kitab Ihyak’Ulumudin.

Keterangan:
“Adapun yang dinamakan tashawuf ialah: ilmu yang untuk mengetahui pokok-pokok yang menyebabkan baiknya hati sanubari dan anggota dzohir dengan mensucikan hati dari selain Allah SWT dan membilang rendah selain Allah, dengan ta’dim kepada Allah serta mengamalkan adab-adab Syari’at Islaamiyyah dzohiriyyah dan bathiniyyah”. {Dikutib dari Kitab Tanwirul-Qulub halaman : 427}



Pertanyaan      :8. 
Daapatkah Thoriqoh disejajarkan dengan mistik kejawen?
Jawab :    
Tidak dapat sama sekali.



Pertanyaan :9. 
Mohon dijelaskan tentang hubungan Syari’at ,Thoriqoh, dan Hakekat, serta   Ma’rifat?
Jawab :
hubungan Syari’at, Thoriqoh, Hakikat dan Ma’rifat itu sangat erat sekali, karena perumpamaannya sebagai lautan serta hakikat sebagai mutiaranya. Barang siapa mengambil mutiara harus menaiki kapal, kemudian berselam di dalam lautan untuk mengambil mutiara tersebut.

Catatan:
  1. Yang dimaksud Syari’at (menurut ahli Tashawuf) ialah melaksanakan agama Allah (Agama Islam) beserta mengetahui hukum-hukumnya, dengan istiqomah mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
  2. Yang dinamakan Thoriqoh adalah : ilmu yang untuk mengetahui hal-ihwalnya nafsu dan sifat-sifatnya, mana yang tercela (menurut pandangan Agama Islam) harus di jauhi atau di tinggalkan dan mana yang terpuji (juga menurut pandangan Syari’at Islam) di amalkan.
  3. Yang dinamakan Hakikat adalah : sampainya Salik kepada apa yang dimaksud sehingga ia dapat melihat Nur-Tajally dangan terang di dalam hati nuraninya atau maqom musyahadah.
  4. Ma’rifat, adapun maksudnya disini ada 4 (empat) yakni:
Ma’rifat Nafsuhu (tahu diri) 
Maksudnya ialah : bahwa ia sebagai hamba Allah maka harus mau beribadah kepada-Nya dan merasa hina dihadapan-Nya.

Ma’rifat Robbahu (tahu Tuhannya) 
Maksudnya ialah : bahwa Allah sebagai Khaliqnya yang wajib di sembah dan di agungkan serta segala sesuatu adalah terletak di dalam kekuasaan Allah.

Ma’rifat Dunya (tahu dunia/benda) 
Maksudnya ialah : bahwa dunia ini tidak kekal pasti hancur maka tidak harus di cintai dan harus mau zuhud.

Ma’rifat Akhirat (tahu akhirat) 
Maksudnya ialah : bahwa akhirat itu kekal dan abadi maka harus berusaha amal yang baik untuk akhirat kelak dan harus selalu merasa suka untuk amal baik karena-Nya (Diterangkan dalam Kitab Sirojut Tholibin halaman :88)


Pertanyaan  :10. 
Apakah yang disebut Arifin dalm Thoriqoh, apakah sama dengan  pengertian orang yang telah sampai pada tingakat Mukso, Nirwana dalam agama Budha?
Jawab :             
Arifin dalam Thoriqoh adalah : Ulama yang ahli Ma’rifat bil-Lah wabi-shifatihi wa-Af’alihi, tidak Ulama yang hanya pandai di bidang hukum-hukum Agama Allah belaka dan sama sekali tidak sama dengan tingkat Mukso dan Nirwana.{keterangan dikutib dari Kitab I’qodlul-Humam fi-Syarhil Hikam ;juz II hal: 360}.


Pertanyaan   :11.  
Dapatkah dikatakan bahwa orang yang telah sampai pada tingkatan Ma’rifat sama dengan orang yang sampai pada tingkat manunggaling kawula Gusti dalam mistik kejawen?
Jawab               :       Tidak sama.


Pertanyaan :12.
Dalam ajaran kebatinan didapati istilah-istilah yang hampir sama dengan istilah-istilah yang ada pada Thoriqoh seperti Sholat Daim, dzikir nafi, dan lain-lain, apakah ini berarti Thoriqoh mempunyai hubungan erat dengan kebatinan?
Jawab :              
Didalam Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah tidak ada istilah-istilah tersebut, yang ada ialah dzikir daim dan dzikir nafi itsbat yakni : LAAILAAHAILLAALLOH. Jadi tidak ada hubungan sama sekali antara Thoriqoh dengan kebatinan, karena Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah mempunyai ciri khusus, yaitu antara lain:
1. Harus muttashil sanadnya kepada Rosullilah SAW. 
2. Harus memakai Syari’at Islamiyyah Ahlus Sunnah wal-Jama’ah ‘ala ahadi madzahibil-arba’ah.
3. I’tiqodnya Al-Asy’ariyyah dan Al-Maturidiyyah.

DASAR-DASAR PEMBENTUKAN MORAL
MENURUT AJARAN THORIQOH



Pertanyan :13. 
Apakah ajaran Thoriqoh dapat di pandang sebagai pembentukan moral atau budi perkerti luahur?
Jawab                        :  Iya betul,memang demikian.



Pertanyan : 14. 
Bagaimanakah pokok-pokok ajaran moral yang seharusnya menurut ajaran Thoriqoh ?
Jawab  :    Pokok-pokok ajaran moral yang seharusnya menurut ajaran Thoriqoh antara lain yakni:
  1. Berpegang teguh kepada Al-Qur’anul Karim.
  2. Mengikuti jejak Rosulullah SAW.
  3. Memakan dan minum barang yang halal.
  4. Menjahui dan meninggalkan ma’syiyat.
  5. Taubatan Nashuha darisegala ma’syiyat.
  6. Melaksanakan hak-hak Allah dan menyampaikan hak-hak Adam (hubungan antara manusia).
  7. Dilarang menyakiti orang lain, baik secara dzohir (terang-terangan) maupaun dengan  batin, lebih-lebih menyakiti para Wali, ‘Ulama’ dan orang yang hafal Al-Qur’an, sangat tidak diperbolehkan.{(keterangan di kutib dari kitab Al-Minhus Saniyyah hal : 7 sampaidengan hal 8)}.


Pertanyan :15. 
Menurut Thoriqoh, bagaimanakah ajaran moral seharusnya bagi  bangsa Indonesia berhubungan dengan adanya bermacam-macam Agama dan kepercayaan ?
Jawab  : Bagi umat Islam harus menjalankan Makarimil Akhlaq’alal-Islam, wal-Iman wal-Ihsan.



Pertanyan :16. 
Apakah ajaran akhlaq budi perkerti dalam Thoriqoh selaras dengan Falsafah Dasar Pancasila ?
J a wa b  : Iya betul selaras, keterangannya sebagai berikut :
  1. Sila pertama adalah ; Ketuhanan Yang Maha Esa. Jam’iyyah Ahlith-Thooriqoh Al-Mu’tabaroh An-nahdliyyah selalu menganjurkan kepada umat umumnya dan kepada warga Thoriqoh khususnya agar supaya selalu taqwa kepada Allah SWT. Pada waktu kapan saja dan dimana saja baik waktu perkumpulan maupun waktu sendirian . sebagaimana Firman Allah dalam Surat Ali Imron ayat :102 yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya”. Dan Firman Allah dalam Surat Al-a’rof ayat : 59 yang artinya : “Sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain-Nya”. Dan firman Allah dalam Surat Al-Ikhlas ayat : 1 Sampai dengan ayat 4 artinya : Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakan. Dan tidak seorangpun yang setara dengan Dia. Dan masih banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang ke-Esa-an Allah.
  2. Sila kedua adalah Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah selalu mengajarkan, agar manusia berlaku adil, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat : 8 yang artinya : “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk tidak adil . berlaku adillah kamu sekalian, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu sekalian kerjakan. Dan firman Allah dalam Surat An-Nisa’ ayat: 135 yang artinya : “Wahai ! orang-orang yang beriman, jadilah kamu sekalian orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpaun kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlagh kamu sekalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu sekalian memutar balikkan kata -kata  atau enggan menjadi saksi , maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu sekalian kerjakan, adab (sikap saling cinta mencintai) sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Hujarot ayat: 13 yang artinya : “Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang pria dan seorang perempuan dan kami telah menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya kamu sekalian saling kenal-mengenal Sesungguhnya orang yang paling mulya diantara kamu sekalian disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu semua. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha waspada. Dan Hadits  yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim yang artinya : “Nabi besar Muhammad SAW. bersabda: Tidaklah sempurna imam seseorang dari kamu sekalian , sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
  3. Sila ketiga adalah Persatuan Indonesia. Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah, selalu menganjurkan dan mengajarkan tentang persatuan dan kesatuan , sebagaimana firman Allah dalam Surat Ali Imron  ayat; 103 yang artinya : “ Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (Agama) Allah dan janganlah kamu semua bercerai berai. Dan  firman Allah dalam Surat Al-Anfaal ayat : 46 yang artinya :”Dan taatlah kamu semua kepada Allah dan Rosul-Nya dan janganlah kamu semua berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu semua menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Dan Hadist yang diriwayatkan oleh Jabir RA. Yang artinya : “Sebaik-baik manusia adalah yang banyak memberikan manfaat sesama manusia.
  4. Sila keempat adalah Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmah kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan. Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah  selalu melaksanakan dan mengerjakan dan mengajarkan bermusyawarah dengan bijaksana, sebagaimana firman Allah dalam Surat Ali Imron ayat: 159 yang artinya : “Dan bermusyawarahlah kamu dengan mereka didalam urusan itu.(maksudnya urusan peperangan dan hal-hal duniawiyyah lainnya, seperti politik,ekonomi, kemasyarakatan, dlsb)”. Dan firman Allah dalam Surat Asy-Syuro ayat: 38 yang artinya: “Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.
  5. Sila kelima adalah Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jam’iyyah selalu mengajarkan dan melaksakan urusan sosial yang didasari oleh keadilan yang merata, sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat : 90 yang artinya: “Sesungguhmya Allah menyuruh (agar supaya kamu) berlaku adil dan dan berbuat kebaikan (sosial), memberi kepada kaum kerabat (apa yang mereka perlukan) dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia mengajarkan kepada kamu agar kamu mengambil pelajaran. Dan firman Allah dalam Surat Al-Ma’arij ayat : 24 sampai 25 yang artinya: “Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu (untuk disedekahkan). Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). Dan Hadist yang diriwayatkan oleh Shohabat Abdullah bin Abbas R.A. yang artinya : “Bukanlah (tingkah) orang mu’min , dirinya kenyang sedangkan tetangga disebelahnya sedang kelaparan . dan firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat:2 yang artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan (sosial) dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Dan firman Allah dalam Surat Al-Isyro’ ayat :29 yang artinya: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu (pada lehermu dan sebaliknya) janganlah kamu terlalu mengulurkannya, agar kamu tidak menjadi tercela dan menyesal.


Pertanyaan : 17. 
Pembentukan Thoriqoh-Thoriqoh yang mempunyai ajaran-ajaran tersendiri, apakah tidak berarti memperbanyak aliran dan memecah belah kesatuan ummat beragama (ummat Islam) ?
J a w a b  :
Tidak, karena antara Thoriqoh-Thoriqoh yang Mu’tabaroh dan yang Muttashil sanadnya kepada Rosulullah SAW.itu hanya perbedaan nama-namanya saja, sebagaimana perbedaan nama-nama Masjid, adapun maksud dan tujuannya sama.



Pertanyaan :18. 
Mengakui bahwa Thoriqoh iu benar dan mempunyai Silsilah yang Muttashil (sambung-menyambung) sampai kepada Nabi. Apakah itu tidak berarti menganggap bahwa orang-orang diluar thoriqohnya itu adalah orang-orang yang tidak berada dalam jalan yang benar?
J a w a b :
Thoriqoh yang bersilsilah sambung  kepada Rosulullah SAW itu benar dan kalau yang dimaksud diluar Thoriqoh itu syari’at juga benar, karena Thoriqoh itu ma’nal Ihsani dan syari’at itu ma’nal Islami, jadi Thoriqoh itu kenaikan dari syari’at.



Pertanyan  :19. Adakah dalam Thoriqoh ini mengajarkan agar menghargai agama atau kepercayaan yang dianut orang lain ?
J a w a b  :
Iya, mengajarkan didalam segi kemanusiaan dan kebangsaan sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Baqoroh ayat:213 yang artinya : “ Sesungguhnya seluruh ummat manusia adalah ummat yang sama. Dan firman Allah dalam Surat Al-A’rof ayat: 199 yang artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah (orang) untuk mengerjakan yang baik , serta berpalinglah engkau dari orang-orng yang bodoh. Dan Hadist yang diriwayatkahn oleh Imam Muslim, bahwa Nabi besar Muhammad SAW bersabda yang artinya: “Jadilah kamu sekalian ummat manusia bersaudara.


Pertanyaan  :20. 
Semua thoriqoh itu tidak usah ada, cukuplah ajaran-ajarannya diajarkan disekolah Islam atau Masrasah-Madrasah dan pesantren dengan bebas terbuka ?
J a w a b :
Apabila Ilmu Tashawuf yang berisi Akhlaqul Karimah diajarkan di sekolah-sekolah,madrasah-madrasah dan pesantren dengan bebas dan terbuka adalah baik (sebagaimana yang sudah berjalan) , akan tetapi Wadhifah Thoriqohnya tidak setuju diajarkan secara umum dan bebas di madrasah atau di pesantren dan di lain tempat.



Pertanyan  :21. 
Ada pertanyan bahwa Thoriqoh tidak sesuai dengan zaman pembangunan, karena Thoriqoh hanya mementingkan satu segi  kehidupan akhirat saja ?
J a w a b            :
Tidak benar, karena orang-orang Thoriqoh banyak yang maju dalam segala hal kebaikan dan pembangunan, sebagaimana keterangan dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya: “Diriwayatkan dari Abi sa’id Al-Khuduriy dan Hurairoh R.A. sesunggunya keduanya telah sowan (telah menghadap)kepada Rosulullah SAW bahwa Rosulullah telah bersabda : “Tidak berkumpul orang-orang yang ahli dzikir kepada Allah kecuali mereka dikerumui oleh para malaikat (mendapat keamanan dan kesentosaan dari Allah) dan mereka dilimpai rahmat (pembangun ekonomi) dan lagi mereka mendapatkan ketenangan hati (stabilitas uang lebih mantap) dan mereka diingat Allah dihadapan makhluq yang banyak disisi-Nya (mereka tergolong kekasih allah).



Pertanyan :22. 
Diantara murid Thoriqoh ada yang mengkultuskan terhadap Guru Mursyidnya dan menganggap bahwa Gurunya itu orang yang paling benar, bagaimana dengan hal tersebut ?
J a w a b            :
Anggapan seperti itu tidak benar, yang ada adalah ta’dzimnya murid kepada Guru yang mengajarinya, sebagaimana keterangan dalam Hadist yang artinya: “Ayahmu itu ada tiga, yaitu:
  1. Ayah yang menyebabkan kelahiranmu.
  2. Ayah yangmengawinkan kamu dengan anak perempuannya.
  3. Ayah yang memberi pelajaran kepadamu, dan itulah yang paling utama.
Keterangan dikutip dari kitab khulashotul Maghnam, halaman :102.
Di terangkan pula didalam kitab Al-Futuhatur Robbaniyyah karangan Hadlrotusy-Syekh KH. Muslich bin Abdurrochman, halaman :27 sampai dengan hal 32 tentang adabnya murid kepada Guru, yaitu ada 10 (sepuluh) macam tata cara, yakni:
  1. Murid harus memunyai I’tikad, sesungguhnya maksud si murid tidak akan berhasil kecuali lantaran dengan Gurunya.
  2.  Murid harus menyerahkan dengan ikhlas dan ridlo atas didikannya Guru serta khidmah kepadanya.
  3.  Apabila terjadi pertentangan antara kehendak murid dan kehendak Guru, maka murid harus meninggalkan kehendaknya sendiri kemudian melaksanakan kehendak Gurunya.
  4. Murid harus menjahui apa yang tidak disukai Guru dan juga ikut tidak suka  apa yang tidak disukai Gurunya.
  5. Murid dilarang tergesa-gesa menerangkan hal-hal yang terjadi, sebagaimana mimpi atau pelambang-pelambang, walaupun murid lebih pandai tentang itu.
  6. Murid harus mempelankan suaranya pada waktu bercakap-cakap dengan Gurunya.
  7. Apabila murid menghendaki sowan (menghadap) kepada Gurunya harus mencari waktu sebaik-baiknya dan selonggar-longgarnya bagi Gurunya, agar tidak mengganggu kepada Guru dan pada waktu berhadapan harus soopan dan ta’dzim karenaAllah.
  8. Murid tidak diperbolehkan merahasiakan sir-sirnya ketika matur kepada Guru dan harus secara terang-terangan (tidak boleh bohong).
  9. Murid tidak diper bolehkan memindah perkataan Guru kepada orang lain kecuali mendapat izin dari Guru tersebut.
  10. Murid dilarang buruk sangka kepada Gurunya, dilarang mengkrtik, dilarang menjelek-jelekkan, dilarang gasak, dilarang ngundat-ngundat dan dilarang menyinggung kepada Gurunya.


Pertanyaan  :23. 
Diantara anggota-anggota Thoriqoh dengan amalan-amalannya menyatakan bahwa ia dapat memperoleh daya kekuatan ghoib ?
J a w a b :          
Dalam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah tentang hal itu tidak ada, yang ada yaitu : Ma’nunah atau Karomah, sebab hal ini adalah pemberian Allah Yang Maha Agung AnugrahNya.

Pengertiannya:
●   Ma’unah ialah hal-hal yang menulayani kebiasaan (luar biasa) yang terjadi dari orang mu’min.
●  Karomah ialah hal-hal yang luar biasa yang terjadi dari Waliyulloh.



Pertanyaan  :24. 
Ada diantara para Ahlith Thoriqoh yang mengatakan telah bisa manunggal dengan Tuhan (Alloh) ?
J a w a b :
Menurut ajaran Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah perkataan tersebut tidak diperbolehkan, karena menjadi fitnah besar bagi kaum muslimin, sebagaimana ceritera Al-halaj. (keterangan dikutib dari kitab Iqodlil Humam juz I halaman 156).



Pertanyan  :25. 
Bgaimana penganut Thoriqoh tentang loyalisasinya terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta Peraturan-Peraturan Negara ?                          
J a w a b :
Baik dan selalu patuh serta taat melaksanakannya.



Pertanyaan  :26. 
Bagaimanakah kesediaan Thoriqoh Al-Mu’Tabaroh An-Nahdliyyah terhadap menerima kebudayaan modern?
J a w a b :
Menerima baik selama tidak bertentangan atau tidak melanggar hukum-hukum Agama Islam.




BEBERAPA MAS’ALAH AGAMA YANG ADA
SANGKUT PAUTNYA DENGAN THORIQOH


Pertanyaan :27. 
Wajiblah bagi ummat Islam mengikuti salah satu dari 4 (empat) Madzhab ?
J a w a b :
Ada saat sekarang ini, wajib bagi ummat Islam mengikuti salah satu dari 4 (empat) Madzhab yang telah masyhur dan madzhabnya telah di bukukan secara komplit dan sempurna. (keterangan dikutib dari kitab Ahkamul Fuqoha’jilid I halaman :6).



Pertanyaan :28. 
Apakah menetapi membaca Al-Qur’an, membaca Dalailul Khoirot, mempelajari kitab Kifayatul’Awam itu termasuk Thoriqoh Al- Mu’tabaroh ?
J a w a b :
Sudah termasuk . (Ahkamul fuqoha’ jilid I halaman : 74).



Pertanyaan :29. 
Bolehkan orang awam yang tidak mengerti syarat rukunnya wudlu’dan syarat rukunnya sholat dan sebagainya, mermasuki, Thoriqoh ?
J a w a b :
Boleh, apabila mempunyai keyakinan atau perkiraan bahwa sesudah masuk Thoriqoh akan dapat mempelajari pengetahuan Agama, akan tetapi apabila tidak, seperti tersebut dalam soal, maka hukumnya tidak boleh, bahkan lebih dahulu wajib mempelejari dasar-dasar pokok-pokok Agama (Ilmu Ushuluddin) atau ilmu tentang ketauhid-an kemudian baru belajar ilmu cabang-cabangnya (hukum ibadahnya). Keterangan dikutib dari kitab Ahkamul Fuqoha’ jilid  I hal :74.



Pertanyaan :30. 
Bagaimana tentang Thoriqoh At-Tijaniyyah, apakah Thoriqoh ini mempunyai sanad yang muttasil kepada Rosulullah SAW  atau tidak dan apakah bae’at Barzakiyyah itu dapat dianggap sah sebagai Thoriqoh yang sah dalam Agama Islam, walaupun dilakukan secara sadar (yaqodoh) dan pembae’atannya seorang yang terkenal wali, dan manakah yang lebih utama, Thoriqoh Tijaniyyah-kah atau lainnya ?
J a w a b :
Bahwa Thoriqoh At-Tijniyyah itu mempunyai sanad muttasil kepada Rosulillah SAW beserta bae’at Barzakiyyahnya dapat dianggap sebagai Thoriqoh yang sah dalam Islam. Dan semua Thoriqoh yang muttasil sanadnya kepada Rosulillah SAW didalam segi keutamaannya, baik Thoriqoh Tijaniyyah maupun lainnya itu sama. Keterangaan dikutib dari kitab Ahkamul Fuqoha’ jilid I hal : 37.



Pertanyaan :31. 
Bagaimanakah hukmnya sholat hadiah, yang diselanggarakan oleh keluarga si mayat pada malam pertama dengan mengudang keluarga dan tetangga, sesudah sholat kemudian di hidangkan makanan kemudian bubar ?
J a w a b :
Apabila sholat itu sunnah mutlaqoh dan pahalanya dihadiahkan kepada si mayat, maka hukumnya boleh dan menurut suatu pendapat pahala terebut dapat sampai dan bemanfaat kepada si mayat, tetapi apabila sholat tersebut diniatkan sholat hadiah kepada si mayat maka sholat tersebut tidak sah dan hukumnya haram, karena mengerjakan suatu ibadah yang tidak berdasar atau disebut Fasidah. Keterangan dikutib dari kitab Ahkamul Fuqoha’ jilid I hal: 69.



Pertanyaan :32. 
Bagaimanakah hukumnya mengadakan pesta dan perayaan guna memperingati jin penjaga desa (bahu rekso) untuk mengharapkan kebahagian dan keselamatan serta kadang-kadang terdapat hal-hal yang mungkar. Adapun perayaan tersebut di namakan sedekah bumi yang biasanya dikerjakan penduduk desa kampung karena telah mejadi adat kebiasaan dahulu kala?
J a w a b :
Adat kebiasaan sedemikian itu hukumnya haram. Dikutip dari kitab Ahkamul Fuqoha’ Jilid I hal :63.



Pertanyan :33. 
Apakah boleh bagi murid Thoriqoh Naqsyabandiyyah, umpamanya pindah ke Thoriqoh lain seperti Thoriqoh Sathoriyyah atau lainnya ? dan apakah boleh bagi seorang Ahlith Thoriqoh mengusir orang-orang (selain Ahlith Thoriqoh).dari masjid untuk dipergunakan tawajjuhan (menjalankan wirid) dalam masjid tersebut, atau tidak boleh ?
J a w a b :
Adapun pindahnya murid dari suatu Thoriqoh ke Thoriqoh lain itu hukumnya boleh asal dapat mengikuti semua syarat yang ditentukan. Adapun mengusir orang yang Thoriqoh dari masjid, apabila masjid ditentukan waqofnya untuk para Ahlith Thoriqoh atau dengan keridoan orang-orang yang diusir, maka tidak jadi apalah mengusir tersebut, akan tetapi kalau masjid itu tidak ditentukan waqof khusus untuk para Ahlith Thoriqoh dan tidak dengan keridloan orang-orang yang diusir (dikeluarkan dari masjid ) maka hukumnya haram mengusir orang-orang itu. (Ibid. Jilid II hal 43-44).



Pertanyaan :34. 
Apabila ada orang ingkar (tidak percaya) akan adanya hari kiamat dan tidak percaya adanya perintah-perintah Agama Islam (orang kafir) kemudian dalam akhir umurnya mengucapkan kalimat LAAILAAHAILALLOH apakah dihukumi menjadi orang muslim, ataukah tidak?
J a w a b :
Tidak dihukumi mejadi orang muslim, karena tidak membaca SYAHADATAIN, sebab syahadatain adalah syarat diucapkan untuk masuk Agama Islam. (Ibid. jilid II hal:69-70)



Pertanyaan :35. 
Bagaimana hukumnya orang yang menjalankan apa yang tersebut dalam Al-Qur’an dan Hadist menurut arti yang tidak sebenarnya, sehingga bertentangan dengan 4 (empat) Madzhab ?
J a w a b :
Orang itu tidak benar, sesat dan menyesatkan (Ibid. jilid II hal: 70)



Pertanyaan :36. 
Bagaimana hukumnya orang yang mengudang tetangganya lalu membaca manaqib syekh Abdul Qodir Al Jailaniy kemudian mengajukan rampatan atau makanan. Bagaimana hukumnya itu ? haramkah, atau sunnah atau makruh !!!
J  a w a b :
Adapun membaca manaqibnya para wali itu hukumnya baik, karena dapat mendatangkan mahabbah (kecintaan) terhadap para wali. Adapun memberi makanan itu hukumnya sunnah apabila dimaksud memulyakan tamu, sebagaimana dalam Hadist yang artinya: “Barang siapa yang beriman kepada tamunya”. (Ibid. jilid II hal:72).



Pertanyaan :37. 
Berapa macam Dzikir yang diamalkan oleh Thoriqoh?…
J  a w a b: zikir ada dua macam yaitu:
  1. Dzikir Jahar (Dzikir Nafi Istbat), yaitu mengucapkan kalimat Thoyyibah LAAILAAHAILLOH
  2. Dzikir Khofi (Sirri) yaitu dzikir didalam hati dengan kalimat Alloh, Alloh,Alloh.
Tata cara pengamalannya harus dengan petunjuk Guru Mursyid, bila tanpa gurunya  adalah syaetan. Karena dzikir jahar dan khofi itu adalah membersihkan kotoran atau najis-najis yang ada didalam hati manusia, seperti : Hasud, Ujub, Riyak, Takabur, Ghodob (pemarah), Syahwat sex yang haram, Syahwat makan dan minum yang Mubadzir (yang haram). Ket. Kitab Tuhfatul Ashfiya’ Ilathoriqillauliya’ hal:44,85.



Pertanyaan :38.
apakah keputusan kongres ke Ii Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah tentang peringatan wafat atau haul itu termasuk mengikuti sunnah Rosulillah dan Khulafa’ur Rosidin ? apakah keputusan tersebut benar atau tidak ?
J a w a b :
Sambil membenarkan keputusan tersebut, maka kebiasaan peringatan wafat (haul) yang berlaku itu mengandung 3 (tiga) persoalan yakni:
  1. Mengadakan ziarah kubur dan tahlil. 
  2. Mengadakan hidangan makanan dengan niat shodaqoh kepada Almarhum (kedua-duanya persoalan ini jelas tidak terlarang).
  3. Mengadakan bacaan Al-Qur’an dan nasihat Agama (Ibid. Jilid III hal:41-42).


Pertanyaan :39. 
Adakah pendapat yang memperbolehkan bahwa Guru Thoriqoh pria berjabat tangan tanpa tutup tangaan dengan murid-murid perempuan lain pada waktu bae’at ?
J a w a b :
Tidak seorangpun ‘Ulama’ yang memperbolehkan, kecuali apabila murid perempuan tersebut muhrimnya sendiri (Ibid. Jilid III hal:50)



Prtanyaan :40. 
Apakah boleh Robithoh dengan fas fotonya Guru Mursyid atau Kholifah ?
J a w a b :
Tidak boleh, keterangan dari kitab Tafsir Showie juz ; IV hal;212.keputusan musyawarah besar Jam’iyyah Thoriqoh di Mranggen pada bulan Agustus 1973.



Pertanyaan :41. 
Bolehkah menambah kalimah Syekh Abdul Qodir Waliyulloh didalam kalimat LAAILAAHAILALLOH MUHAMMADUR ROSULULLOH ?
J a w a b : boleh (jaiz) keputusan Mu’tamar NU. Ke-26 di semarang.



Petanyaan :42. 
Apakah sholat Tsubutul Imam, sholat taubat, sholat Tasbih, sholat Hajat, sholat Tahajjud, sholat Dhuha. Bisa dilaksanakan dengan berjama’ah ?
J a w a b :
Bisa atau boleh bahkan dapat pahala apabila bermaksud mendidik para makmum. Keterangan ada pada kitab I’ana Tuttolibin, juz I hal: 258.



Pertanyaan :43. 
Lebih baik mana baca Al-Qur’an dan baca Sholawat Nabi di banding dengan baca Dzikir Khofi (Dzikir dalam hati) yang diamalkan oleh orang-orang Thoriqoh ?
J  a w a b :
Semua baik karena satu sumber. Hanya Dzikir Khofi (Dzikir dalam hati) bisa di amalkan di mana saja meskipun didalam Toilet.



Pertanyaan :44  
a. Apakah orang yang sudah masuk Thoriqoh itu dijamin masuk surga ?  
b. Atau tidak perlu lagi belajar ilmu Syari’at dan Sholat !
J a w a b :      
a. Masuk surga Fadlol dan Ridlo dari Allah, bukan dari amalan dan ibadah.
b. Orang Ahlith Thoriqoh wajib belajar ilmu Syari’at dan mengerjakan Sholat.


Pertanyaan :45. 
Murid Thoriqoh yang masih mengamalkan Amaliyyah Thoriqohnya, namun tergoda sehingga melanggar dosa besar seperti Berzina, memaki narkoba dan lain-lainnya. Apakah wajib lagi ?
J a w a b :
Wajib Talqin (Bae’at) lagi. Ket. Kitab Anwarulqudsiyyah hal:26 119 dan 132.



Surabaya, 08 Agustus 2002

Semoga bermanfaat untuk kita semua
ANNASYIR”
ALFAQIR ILAROBBIHILHADI
KH.M. NOEHAN AFANDI
“Pengasuh pondok Pesantren Annahdliyyah”

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes