.

.

Sabtu, 24 November 2012

Indikasi lemahnya Pancaran Nur Ilahiyah


Wajib mengenali Mursyid secara dzohir didunia ini

Siapa diantara kalian yang menyembah Muhammad (Rasulullah), maka Muhammad sudah wafat. Tapi barangsiapa menyembah Allah SWT maka Allah SWT itu hidup dan tidak akan mati ”. ( Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq r.a )

Tuan Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin q.s adalah matahari dan juga obor (penerang) dalam hidup si murid. Kini Matahari itu telah terbenam didalam rasa Sang Murid yang dicintainya Yaitu Hadrotus Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra ini tertuang jelas didalam isyarah pemberian nama Pesantren " SIRNARASA " oleh Guru Agung Pangersa Abah Anom qs. Dapatkah kita selaku murid akan mengenali dan menemukan pancaran nur ilahiyah  yang terbenam pada qolbu beliau ?

Nabi saw. bersabda :

مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَعْرِفْ ِامَامَ زَماَنِهِ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيّةً

“ Siapa yang mati  sedang ia tidak mengenal imam zamannya maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah ”.

Hadis di atas telah disepakati kesahihannya, baik oleh Ahlusunnah wal Jama’ah maupun Syi’ah dapat anda jumpai dalam banyak kitab-kitab mu’tabarah para ulama Ahlusunnah, di antaranya:

Shahih Bukhari, bab Al Fitan 5 / 13
Shahih Muslim, 6 / 21 - 22 hadist 849
Musnad Ahmad 2 / 83.  3 / 446 dan 4 / 96
Shahih Ibn Hibban, 6 / 49 hadist 4554
Al Mu’jam Al Kabir; Al Thabarani,10/350 hadis 10687.
Mustadrak; Al Hakim,1/77.
Hilyatul Awliyaa’,3/224.
Jaami’ Al Ushuul; Ibn Al Atsiir Al Jazari,4/7.
Musnad Ath Thayalisi:259.
Al Kuna wa Al Alqaab,2/3.
Sunan Al Baihaqi,8/156 dan 157.
Al Mabshuuth; Al Sarkhasi,1/113.
Syarah Nahj Al Balaghah; Ibn Abi Al Hadid,9/155.
Syarah Muslim; Al Nawawi,12/44.
Talkhis Al Mustadrak; Al Dzahabi,1/77 dan177.
Tafsir Ibn Katsir,1/517.
Syarh Al Maqashid,2/275.
Majma' Al Zawaid, 5 / 218, 219, 223 dan 312  
Kanz Al Ummal, 3 / 200.
Taisiir Al Wushuul, 2 / 39 dain-lainnya  

Didalam falsafah jawa mengatakan : 

" Nek kowe pengin dadi wong sing iso gondelan waton, gole ono geni nganggo obor, nek wis ketemu kowe mesti iso melaku... "

Artinya:
Jika kamu ingin menjadi  orang yang ahli takwa, maka carilah Guru Mursyid yang mampu membakar semua dosa melalui dzikir, kemudian kamu menyakini bahwa Guru Mursyid tersebut sebagai obor atau penerang. Selanjutnya jika kamu sudah menemukan Guru Mursyid didunia ini, maka Insya Alloh kamu akan menjadi orang yang beruntung lahir dan bathin


Seorang Mursyid adalah ibarat sebuah tali bagi si murid. Tanpa tali tersebut kita tidak akan mungkin menyambungkan ruhani kita ke ruhani Rosululloh Saw. Al-Qanduzi menyebutkannya di dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah. Dia berkata tentang firman Allah SWT yang berbunyi :

“Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali Allah”, “Tsa’labi telah mengeluarkan dari Aban bin Taghlab, dari Ja’far ash-Shadiq a.s yang berkata, ‘Kami inilah tali Allah yang telah Allah katakan di dalam firman-Nya ‘Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali Allah danjanganlah berpecah-belah.’” 

Penulis kitab al-Manaqib juga mengeluarkan dari Sa’id bin Jabir, dari Ibnu Abbas yang berkata:

“Kami pernah duduk di sisi Rasulullah saw, lalu datang seorang orang Arab yang berkata, ‘Ya Rasulullah, saya dengar Anda berkata, ‘Berpegang teguhlah kamu kepada tali Allah’, lalu apa yang dimaksud tali Allah yang kita diwajibkan berpegang teguh kepadanya?’ Rasulullah saw memukulkan tangannya ke tangan Ali seraya berkata, ‘Berpegang teguhlah kepada ini, dia lah tali Allah yang kokoh itu.’” [14] Yanabi’ al- Mawaddah, hal. 118, terbitan Muassasah al- A’lami Beirut – Lebanon.

Secara tekstual kita akan mendapati apa yang di maksud tali allahtersebut yaitu " sesuatu" yang berkelanjutan dari Pangkalnya, dari Rasul allah ke Imam ali. Secara tekstual ayat ini berhenti pada IMAM ALI berdasar hadis nabi, jika kita fahami hanya pada batas tekstualan ayat saja.

Permasalahan sekarang yang muncul adalah ada orang-orang yang tidak sepaham dan tidak mengakui keberlanjutan tali allah tersebut, mereka menyangka tali Allah putus sampai pada 37 padahal apabila kita yakin  kepada yang 1, berarti harus mengikuti yang ke 2 dan seterusnya itu rumus yang sederhana untuk memahami keberaturan dan keberlanjutan amaliayah dan tali Allah tersebut hingga yamul qiamah..

Selain itu, ada juga yang meyakini akan adannya sang penerus tali Allah tersebut namun mereka menolak wujud seorang Mursyid secara dzohir. Walaupun sudah banyak pengakuan-pengakuan dari orang-orang yang  sangat dapat dipercaya yang menopang atas keberadaan dan eksitensinya sebagai Penerus kemursyidan Hadrotus Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs seperti :
Prof. Dr. KH. Manarul Hidayat dari Jakarta, pernah berkata kepada KH IQRO dari lampung: " bahwa penerus Guru Agung Pangersa Abah Anom qs, pasti adalah Syaikh Abdul Gaos Saefulloh Maslul...Subhanalloh 
K.H Soleh Mukhtar hujjatul arifin (wakil talqin PP Suryalaya) Dalam ceramahnya pada waktu managib di PP Sirnarasa (Rabu, 26/09/2012) menyatakan bahwa mursyid silsilah ke 38 adalah syeikh Muhammad Abdul Gaos Saeful Maslul R.A ...dan masih banyak lainnya.
Tetapi tetap saja mereka menolaknya meskipun sudah jelas ciri kemursyidan Tuan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra. 
Jadi hemat saya pentafsiran tali allah oleh rasul menunjukan sebuah ke berkelanjutan atau regenerasi yang membawa teladan Rasulallah oleh seorang Mursyid secara turun temurun akan berlanjut hingga yaumul akhir.

Indikasi-indikasi atas penolakan kemursyidan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra itu bisa disebabkan oleh lemahnya pancaran nur Ilahiyah yang menerangi kecerdasan-kecerdasan pola pikir kita, antara lain:

1. Jiwa Kehilangan Power dan Energi

Indikasinya adalah ketidak sukaan ketika melihat sesuatu yang berbeda dengan pendapat kita, hati menjadi panas, cepat emosional, mengebu-gebu, mudah mengeluarkan perkataan kotor, keinginan menghina lawan bicara sangat memonopoli, menganggap rendah orang lain, sedikit-sedikit mengatakan kafir, Makar, Virus, kurang adab  itu adalah salah satu tanda jiwa kita telah kehilangan power dan energi  Nur Illahiyah

2. Akal Pikiran telah Kehilangan Power dan Energi
Indikasinya yang terlihat jelas adalah sikap kita yang tampak pandai ketika berbicara tentang teori-teori kebaikan dan kebenaran tapi itu cuman dimulut, sedikit sedikit selalu mengatakan mana dalilnya, akan tetapi mereka tidak berpikir keras bagaimana bisa diaplikasikan secara kongkrit kedalam dirinya sendiri sebelum disampaikan kepada orang lain, bahkan yang lebih parah lagi akal pikirannya menjadi pengecut dan tidak kesatria didalam memanifestasikan kebanaran kedalam dirinya sendiri

3. Qolbu Kehilangan Power dan Energi
Indikasinya sangat terlihat jelas ketika mereka kehilangan rasa seperti rasa kasih sayang, sikap toleransi, kelembutan dan lain-lainnya. Sehingga mereka sangat sulit untuk menangkap dan menerima pancaran Nur Ilahiyah secara kasyaf (penyingkapan alam ghaib) yang berupa hidayah, Irsyad, firasat, dan ilham. 
Firman Alloh:
 Artinya:
" Di dalam hati mereka terdapat penyakit, lalu Alloh menambah penyakit itu untuk mereka; dan hal itu bagi mereka sebagai siksa yang pedih, disebabkan oleh apa-apa yang telah mereka dustakan ". ( Al-Baqarah, 2:10 )

Artinya:
" Sekali-kali tidak , tetapi apa-apa yang senantiasa mereka lakukan itu telah menutupi hati mereka ". ( Al-Muthaffifin, 83:14 )

4. Inderawi Kehilangan Power dan Energi
Indikasinya adalah secara lahiriyah kita sangat sulit menangkap obyek dari hakikat  lahiriyah seperti penglihatan hanya dapat melihat obyek lahiriyah, Pendengaran hanya dapat menangkap suara dan bunyi lahiriyah, Penciuman hanya dapat membau aroma lahiriyah saja, Pengecap hanya dapat mengecap rasa lahiriyah, Peraba hanya dapat meraba obyek lahiriyah. Sedangkan Obyek bathiniyah tidak dapat ditangkap. Firman Alloh:
Artinya:
" Alloh telah menutup mati hati dan pendengaran mereka, serta penglihatan mereka pun ditutup; dan mereka memperoleh siksa yang besar " ( Al-Baqarah, 2:7 )

5. Jasad telah Kehilangan Power dan Energi
Indikasinya adalah badan terasa malas ketika melaksanakan ibadah wajib, terlebih lebih ibadah yang sunah dan sebaliknya jika melakukan aktifitas kejahatan, perusakan, kedustaan, kehancuran dan tipu daya badan sangat kuat dan kokoh berdiri

Pancaran Nur Illahiyah yang terbenam pada qolbu beliau ( Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra) Dapat kita saksikan terlihat jelas di masyarakat dengan menjamurnya manaqib baik dirumah, sekolah, pesantren, kantor (pemerntah maupun swasta), rumah sakit bahkan lembaga pemasyarakatan. Begitu pula dari musholah berlantai bambu sampai masjid yang berlantai marmer, dari masjid umum sampai masjid Istiqlal, masjidil haram, masjidil aqsho dan dari masjid kampung sampai masjid agung. 


Renungkanlah ! Tanpa adanya pancaran Nur Ilahiyah dari Guru Agung Pangersa Abah Anom qs, tidak akan mungkin bisa sampai mengembangkan Managib Tqn Suryalaya ketempat asalnya. Ketika Sang Matahari kini telah terbenam didalam rasa sang Murid yang dicintainya, akankah kita mengingkari hati yang telah tertanam nama-Nya. 

Hati yang telah tersucikan oleh Gurunya, Ia tak menatap dan tak tertatap kecuali oleh pandangan mata yang telah kembali kepada Sang Pemilik-Nya. Hatinya diliputi Nur, PandanganNya Nur, Pendengaran-Nya Nur, Lisan-Nya Nur, Kanan-Nya Nur, Kiri-Nya Nur, Depan-Nya Nur, Belakang-Nya Nur dan seluruh jasadnya diliputi Nur. Makanya Guru Agung Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs bersabda: "...tuturkeun Aos (ikuti Aos)..."

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes