.

.

Senin, 05 November 2012

Pesantren Sirnarasa Sebuah peradaban dunia

1. Kenapa harus Pesantren Sirnarasa Cisiri

Manakala Allah memberikan kita karunia, Allah ingin kita menyadari kabaikanNya. Manakala Allah membuat kita kehilangan Allah ingin menunjukan kepada kita kekuasaanNya yang luar biasa.

Sabda Tuan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra ( Mursyid Tqn Suryalaya ke 38 ) : " Bentuk tulisan itu pada hakikatnya merupakan suatu pembicaraan walaupun tanpa suara "

Biarkan menggonggong kafilah telah berlalu. Kapal besar diantara yang terbesar sedang dan akan terus berlayar, yang kecil mengikuti. Beliau Hadoroti Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Q.S' adalah salah satu pewaris dan pelaku sejarah peradaban dunia yang telah menyadarkan kita / para muridnya kembali kepada Sunnah Rosul, tidak hanya dimulut tapi sudah "TASLIM" (tunduk) pada ketentuan Sunnatulloh dan sunnah Rosul. 

Jangan sombong tapi harus bangga kita dipertemukan dengan sosok Kholifah Alloh pada masa-Nya bukan nanti tapi sekarang. Firman Alloh dalam al-qur'an surat Al-Ashr : " Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-menasehati supaya menta'ati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran ".

Sirnarasa itu bukan Pondok Pesantren tapi Pesantren yang berperadaban dunia. Pangersa Guru Agung Hadoroti Syekh Abah Anom Q.S memberikan warisan itu satu paket untuk menghadapi 100 tahun kedepan. Sirnarasa adalah nama pesantren (Yasasan Pesantren Sirnarasa/ YPS) bukan Pondok Pesantren. 

Silahkan direnungkan dan telaah dengan baik-baik isyarat dari Guru Agung Pangersa Abah Anom Qs lengkap satu paket untuk menghadapai 100 tahun kedepan kepada sekalian murid-murid dan Para ikhwan dan Akhwat Tqn Suryalaya ???

Sirnarasa adalah Nama Pesantren yang diberikan oleh  Pangersa Abah Anom Q.S yang sebelumnya bernama Pesantren Al-Ikhlas (yang ada hanya Alloh), lalu Pangersa Abah Anom Qs pun memberikan nama baru (Baitus-Sirri) untuk Masjid Utamanya Pesantren Sirnarasa, dan nama  (Cisirri) karena sudah tidak ada lagi orang yang dikampung tersebut yang ditalqin setelah dikubur.Dan tidak kalah pentingnya adalah nama "Saefulloh Maslul" ( pedang yang sudah digagas/ terhunus ) adalah gelar kehormatan dari pangersa Abah Anom Q.S kepada beliau hadoroti Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra.

Penetapan nama masjid Baitus-Sirri Pesantren Sirnarasa merupakan mata rantai dari nama masjid Nurul Asror Pondok Pesantren Suryalaya warisan dari hadororti Syekh Tolha Kalisapu Cirebon ra, sedangkan nama Masjid Baitus-Sirri sendiri adalah pemberian dari hadoroti Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin Q.S. Inisial huruf Nun dan Ba pada kedua masjid tersebut sama-sama memiliki ciri atau tanda yang menyatakan keutuhan yang harus dijaga agar tetap sempurna. Balasyahidna = "titik" anti gempa = bala bencana dalam diri kita.


2. Wajib meyakini Sunah Rosul yang dibawa seorang Mursyid

Allah menginginkan membuat kita paham bahwa Allah menampakan diri-Nya kepada kita dalam anugrah-Nya. Kepasrahan adalah keputusan sikap untuk tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan pada masa lalu Jadikan kehidupan ini menjadi sesuatu yang lebih positif dan menyenangkan. Bahwa Hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.

 "Jadilah tanaman yang menyenangkan hati si penanamnya". Sunah Rosul akan tetap utuh, untuk pemahaman lebih jelasnya ada di dalam kitab "Sunanul Mardiyah" karangan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul. Berguru jangan setengah-setengah walaupun baru belajar tapi barangsiapa yang meyakini sunah rosul (Alloh sedang dan akan mencetak Kholifah di muka bumi) semua mahluq akan berguru padanya, maka Alloh dan Rosulnya akan mencintai kita. Sunah Rosul adalah Peradaban dunia berarti wajib ditegakan seperti kita menegakkan Li Ilahi Kalimatillah (Tauhid dan Kafah), Guru kita Abah Anom telah mendahului kita .

Apakah kita akan mundur kebelakang? Didalam Alqur'an Surat Ibrohim ayat 24, Alloh Swt menyuruh kita untuk memperhatikan Kalimat yang baik seperti pohon yang baik yang akarnya menembus bumi dan batangnya menjulang kelangit, kalau memang seperti itu akar yang satu dengan yang lainnya akan saling mengetahui, tapi kalau pohon itu ditanam di pot bunga sudah pasti akar yang satu dengan yang lainnya tidak bisa mengetahui (benang kusut, kontet) yang mereka takuti bukan Alloh tapi manusia yang berupa Yayasan, Organisasi, dan sebagainnya . 

Bagi saya sunah Rosul akan tetap utuh, Silsilah 38 bagi saya adalah beliau Baginda "Syekh Mursyid Kamil Mukamil M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul Q.S". Banyak referensi / buku warisan para Aulia Alloh subhanalloh... ternyata perjalanan ibadah beliau benar-benar napak tilas para Aulia Alloh perjalanan spiritual beliau hampir sama dengan para aulia Alloh (dalam segala kondisi) hanya beda waktu dan tempat saja. Sedikit saya buka perihal itu, didalam kitab Warisan Para Aulia Alloh seperti halnya Syekh Junaidil Bagdadi, ketika tingkat keilmuan beliau diketahui oleh gurunya Syekh Sari As-saqothi dan para muridnya yang lain, beliau diminta untuk naik mimbar untuk berkhotbah, dikarenakan adabnya beliau kepada gurunya dan beliau berkata, "Apabila guru masih ada, tidaklah pantas bagi si murid untuk berkhotbah". Kemudian pada suatu malam beliau bermimpi dan dalam mimpi tersebut ia bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.

Keesokan paginya ia hendak pergi mengabarkan hal itu kepada gurunya, gurunya sudah berdiri didepan pintu rumahnyanya. "Sebelumya engkau selalu merasa enggan, dan menantikan agar orang-orang mendesakmu untuk berkhotbah karena kata-katamu dijadikan alat bagi keselamatan dunia. Engkau tak mau berkhotbah ketika dimohonkan murid-muridmu, engkau tak mau ketika diminta oleh para syekh di kota Bagdad. Dan engkau tak mau berkhotbah ketika kudesak. Tetapi kini Nabi sendirilah yang memberi perintah kepadamu, oleh karena itu engkau harus berkhotbah". 

Semoga Alloh mengampuni diriku, jawab Junaid. "Tetapi bagaimanakah engkau bisa mengetahui bahwa aku telah berjumpa dengan nabi dalam mimpiku?", Aku bertemu dengan Alloh dalam mimpi", jawab Sari (gurunya), "dan Dia berkata kepadaku : "Telah Ku-utus Rosul-Ku untuk menyuruh Junaid berkhotbah diatas mimbar'". Pada suatu hari Junaid berkhotbah", Junaid menyerah, "tetapi dengan satu syarat bahwa yang mendengarkan khotbah-khotbah tidak lebih dari empat puluh orang". 

Ketika Junaid berkhotbah Jumlah pendengar hanya 40 orang Delapan belas orang diantaranya menemui ajal mereka sedang sisanya yang berjumlah dua puluh orang jatuh pingsan dan harus digotong kerumahnya masing-masing.

Gmbaran diatas terjadi juga kepada Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra. Selama 14 tahun beliau diserahi panggung oleh Guru Agung. Kalau beliau bukan seorang penerus Gurunya? mana mungkin seorang Guru menyerahkan panggung beliau kepadanya.
Wallohu a'lam

Dirangkai dari berbagai sumber

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes