INFO BUAT IKHWAN / AKHWAT TQN SURYALAYA UNTUK KESERAGAMAN DALAM SETIAP AMALIYAH
Oleh: Ustadz Yefi Mieftah
DUPLIKAT
HASIL BAHTSUL MASAA-IL
DALAM ACARA SILATURAHIM WAKIL TALKIN TQN PONPES SURYALAYA
HARI JUM’AT 02 MARET 2012 M/10 RABI’UL AKHIR 1433H
1. Dalam Tawasul yang kedua waktu khataman (lihat : Miftaah Al-Shuduur bhs Arab hal 31)
ila hadroti aba ihi wa ummatihi wa ihwaa nihi minal anbiyaai walmursaliina ……..
2. Pengucapan Tawasul untuk Pangersa Abah baik waktu setelah berdo’a 
ba’da dzikir zahar (menjelang  tawajjuh) maupun dalam Tawasul yang 
kelima waktu khataman, diseragamkan menjadi :
……….wa ila hadroti syaikhinal mukaromi syech abdullah mubarok bin nur Muhammad r.a wa syadinna mukarom syech Ahmad Shohibul wafa tajul arifin r.a wa ushurihim wafuruihim wa ahli silsilatihim wa ahidina anhum syaiunlillahi lahumul fatihah
 
……….wa ila hadroti syaikhinal mukaromi syech abdullah mubarok bin nur Muhammad r.a wa syadinna mukarom syech Ahmad Shohibul wafa tajul arifin r.a wa ushurihim wafuruihim wa ahli silsilatihim wa ahidina anhum syaiunlillahi lahumul fatihah
3. Setelah Fatihah (akan dzikir jahar), istighfar dan sholawatnya masing-masing 3x
 
4. Dzikir khofi dilaksanakan dengan dua cara, yakni (1) Dzikir Khofi 
yang dilaksanakan sepanjang masa (lihat QS 4 An-Nisaa-I ayat 103; Fa 
idzaa qodhoitumushsholaata fadzkurulloha qiyaaman wa qu’uudan wa ‘alaa 
junuubikum….) dan tidak boleh ditutup dengan kalimat apa pun dan (2) 
Dzikir Khofi yang dilaksanakan setelah Dzikir Jahar (dalam kondisi duduk
 yang rileks dengan melipat lidah kelangit-langit atas,gigi dirapatkan, 
bibir/mulut dikatupkan, mata dipejamkan, menghadapkan muka ke bawah susu
 sebelah kiri kira-kira dua jari sambil tahan nafas sekuat-kuatnya), 
setelah melaksakan shalat yang disebut Tawajjuh. Untuk Tawajjuh ini 
(paling singkat/sebentar tiga kali bernafas yang panjang, dan bila ada 
kesempatan lebih lama lebih baik. Bila Tawajjuh akan diakhiri, maka 
akhirilah dengan mengucapkan Sayyidunna Muhammadurrulullah saw. Seperti 
Pangersa Abah contohkan pada waktu memberikan Talkin Dzikir kepada kita 
(ini bukan menutup Dzikir Khofi, tetapi mengakhiri Tawajjuh).
 
5. 
Setiap malam tanggal 15 bulan Sya’ban (malam Nishfu sya’ban) dilaksakan 
Shalat Nishfu Sya’ban 100 raka’at (50 x salam), dengan masing-masing 
raka’at membaca Surat Al-Ikhlash 10 x (seperti yang dicontohkan oleh 
Pangersa Abah sebagai Wali Mursyid Kamil Mukamil yang mesti dicontoh dan
 diikuti ucapan, perbuatan, dan ketetapannya yang semuanya itu berdasar 
pada Irsyad (petunjuk Allah). Perbanyak amalan pada Malam Nishfu 
Sya’ban;baik shalat-shalat sunat,dzikir, atau amalan yang lain.
 
6. Setiap kita berdo’a (baik setelah shalat, khataman, manakib, dsb), tambahkan dan akhiri dengan: Wa'tashimu bihablillah
 
7. Pada Tawasul terakhir (tawasul ke-7 waktu khataman) Pangersa Abah menggunakan:                
………….. wa min khofin ila khofin min waladi adama ilaa yaumil kiamati syaiun lillahi lahum fatihah.
(Lihat: Miftaah Al-Shuduur Bahasa Arab tahun 1976 M/1396 H halaman 33)
 
………….. wa min khofin ila khofin min waladi adama ilaa yaumil kiamati syaiun lillahi lahum fatihah.
(Lihat: Miftaah Al-Shuduur Bahasa Arab tahun 1976 M/1396 H halaman 33)
8. Memberikan TALKIN DZIKIR dengan menggunakan Hand Phone (Telpun 
Genggam atau HP) dan alat komunikasijarak jauh lainnya (tilpu,Black 
Berry, internet) tidak dibenarkan, karena antara si Penalkin dan yang 
Ditalkin mestilah berhadapan muka dan dhohir. Kecuali Pangersa Abah yang
 memang seorang WALI MURSYID KAMIL MUKAMIL dan memiliki QOLBUN TAQIYYUN 
NAQIYYUN. Dan yang ditalkin juga mesti beragama Islam, dalam keadaan 
suci, dan sudah aqil baligh (kecuali bayi dalam kandungan, karena ikut 
talkin pada ibunya).
 
9. Dalam mengamalkan DZIKIR TQN PONDOK 
PESANTREN SURYALAYA tidak diembel-embeli dengan keinginan lain, tetapi 
mesti berpedoman pada AZAZ DAN TUJUAN TQN PONPES SURYALAYA, yakni: Ilahi
 Anta Maqsudi Wa Ridhoka Mathlubi A'thini Mahabbataka Wa Ma'rifataka
 
10. Dzikir jahar diawali dengan diputar dahulu kepalanya ditengah dada 
tidak benar. yang benar adalah ditarik Laa dari bawah pusat sampai 
ubun-ubun kira-kira tiga alif sambil menahan nafas,dst (Lihat:QS 7 
Al-A’raf ayat 17)
 
11. Saat khataman akan berakhir, sebelum Yaa Lathiif, tawajjuh terlebih dahulu, kemudian munajat kepada Allah dengan jahar; 
Ilahi Anta Maqsudi Wa Ridhoka Mathlubi 3x A'thini Mahabbataka Wa Ma'rifataka
(Di dalam Miftaah Al-Shuduur halaman 34 dibaca langsung). Tetapi yang terakhir Pangersa Abah menyampaikan kepada Umi Hjh. Yoyoh Sofiyah dan Hjh. Nia Noor Irianati Ar (Mamah Nia), agar dalam munajat itu diucapkan seperti diatas)
 
Ilahi Anta Maqsudi Wa Ridhoka Mathlubi 3x A'thini Mahabbataka Wa Ma'rifataka
(Di dalam Miftaah Al-Shuduur halaman 34 dibaca langsung). Tetapi yang terakhir Pangersa Abah menyampaikan kepada Umi Hjh. Yoyoh Sofiyah dan Hjh. Nia Noor Irianati Ar (Mamah Nia), agar dalam munajat itu diucapkan seperti diatas)
12. Apabila ada ikhwan yang ingin meningkatkan 
maqamnya dengan meminta amalan, maka wakil talkin dapat memberinya 
(sebagai riyadhah), dengan terlebih dahulu dilihat tingkat kemampuannya.
 
13. Pendalaman Tashawwuf (untuk menambah wawasan tentang Tashawwuf dan 
Taariqoh) dapat dilaksanakan dengan tidak meninggalkan amaliah TQN 
pokok.Catatan: Untuk Amaliah Mingguan (khataman), akan dikembalikan kepada Uquud al-jumaan yang asli yang terdapat dalam kitab Miftaah al-Shuduur yang ditulis atas perintah Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin oleh Ustadz Ahmad Zainal Abidin Aminullah Sukabumi pada tanggal 07 Rajab 1396 H bertepatan dengan tanggal 04 Juli 1976 M. Insya Allah akan segera disalin kembali sesuai aslinya dan apapun buku terbitan Suryalaya akan diketahui oleh Pengemban Amanah dan Keluarga.



00.54
Anfasku

 Posted in:  
0 komentar:
Posting Komentar