Ada bagian
jiwa manusia yang pada dasarnya mengakui adanya Allah, mengajak kepada
kebaikan, dan menegur perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia. Dalam QS. Al
Qiyamah, 75 ayat 14, ia disebut sebagai bashirah, diri sejati (hakikat manusia) yang tidak
tidur dan tidak lalai, mengendalikan nafas dan prosedur badani manusia
yang lain. Ia berbisik halus kepada manusia untuk mengingatkan agar
menghindari dosa dan mengajak pada kebaikan.
Namun terkadang manusia mengabaikan
’bisikan halus’ tersebut dan terus berbuat maksiat di muka bumi. Untuk
mengembalikan manusia pada kehidupan yang penuh kebaikan, mendapatkan
ketentraman, dan mengabaikan emosi untuk mendapatkan esensi pemikiran
yang lurus.
Menurut Ustadz Abu Sangkan bahwa kita harus bisa terus
mendengarkan ’bisikan halus’ dari bashirah yang mengajak pada kebaikan
tersebut. Untuk itu, hendaknya manusia menjalani kehidupan dengan sikap
”Takwa” (menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya) disertai
sikap ”Ihsan” (seakan-akan melihat Allah, jika tidak mampu melihat-Nya
sesungguhnya ia melihat kalian).
perjalanan spiritual itu seperti orang menuju tidur. Kalau orang mau
tidur membawa ilmunya, maka ia akan menjadi insomnia. Kalau tidur
dipikirkan, maka ia menjadi intelektual (pemikir). Kalau tidur masih
membaca buku, maka ia terjebak ke dalam persepsinya. Kalau tidur ia
masih harus menghafalkan perjalanan tentang tidur, maka tidurnya menjadi
tersasar kepada khayalan (schizophrenia). Kalau tidur dibahas dan
didiskusikan, maka ia akan menjadi tukang debat. Kalau tidurnya masih
bertanya bagaiman cara tidur, maka ia tidak akan menemukan tidur itu.
“Allahu yatawaffal anfus hiina mautiha, wallati lam tamut fii manamiha…,
Allah menggenggam roh ketika mati, dan ketika tidurmu.. “ Azzumar :
42).
“Allah-ku berkata: “Wahai jiwa yang tenang ,
irji’ii ila robbiki raadhiyatan mardhiyyah.., datanglah kepada tuhanny
dengan cara merelakan rohanimu dan ridho, bukan dengan ilmumu dan
amalmu. Dengan keadaan benar-benar tidak tahu, serba tidak tahu.
Diamlah..!!!”. Karena Dia-lah yang akan membawa rohmu terbang menuju
kehadirat-Nya. Araftu robbi bi robbi (aku dikenalkan Allah oleh Allah
sendiri), bukan dengan ilmuku dan persepsiku.
“Kata allah-ku lagi: “Wasbhir wama shabruka illa billah…, sabarlah kalian, tetapi kalian tidak akan bisa sabar keculai dengan kekuatan Ku…, (An Nahl: 127)”, “Bersihkan hati kalian..! Namun kalaulah tiddak ada kekuatan dan rahmat-Ku, kalian semua tidak akan pernah bersih hati selama-lamanya. Akan tetapi Aku-lah yang akan membersihkan hati kalian… (An Nuur: 21)”.
Perjalanan rohani adalah keinginan kita, namun tindakan selanjutnya keinginan Allah sendiri yang menguasai. “Barang siapa bersungguh-sungguh dating menuju Kami, pastilah Kami akan menunjuki mereka jalan-jalan Kami..,(Al Ankabut: 69) “Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya” (Al Insyiqaaq: 6)
“Kata allah-ku lagi: “Wasbhir wama shabruka illa billah…, sabarlah kalian, tetapi kalian tidak akan bisa sabar keculai dengan kekuatan Ku…, (An Nahl: 127)”, “Bersihkan hati kalian..! Namun kalaulah tiddak ada kekuatan dan rahmat-Ku, kalian semua tidak akan pernah bersih hati selama-lamanya. Akan tetapi Aku-lah yang akan membersihkan hati kalian… (An Nuur: 21)”.
Perjalanan rohani adalah keinginan kita, namun tindakan selanjutnya keinginan Allah sendiri yang menguasai. “Barang siapa bersungguh-sungguh dating menuju Kami, pastilah Kami akan menunjuki mereka jalan-jalan Kami..,(Al Ankabut: 69) “Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya” (Al Insyiqaaq: 6)
0 komentar:
Posting Komentar