.

.

Jumat, 23 Maret 2012

kitab "Mau'izhotul-Mu'miniin" Juz II halaman 337

Oleh : Maulana Blepetan Al-Tampanie

Qoolal-muallif, Syaikh Muhammad Jamaaluddin Al Qosimy Addimasyqi dalam kitabnya "Mau'izhotul-Mu'miniin" Juz II halaman 337:

Ketahuilah bahwa keadaan para Taa-ibiin/orang-orang yang bertaubat setelah taubatnya itu ada empat macam:

Pertama:
Seorang yang gemar berma'shiat dan dia bertaubat, setelah itu dia istiqomah untuk tetap dalam taubatnya hingga akhir hayat. Tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk kembali berma'shiat atau melakukan sebuah dosa..kecuali dosa-dosa atau kesalahan kecil yang tidak dapat dihindari dan bersifat manusiawi. Inilah orang yang berpredikat sebagai ASSAABIQU BIL-KHOYROT, yang mengganti seluruh keburukannya dengan kebaikan dan telah mencapati ANNAFSUL-MUTHMA-INNAH/Jiwa yang damai.

Kedua:
Seorang yang bertaubat..kemudian sekuat tenaga dia berupaya untuk tetap istiqomah dalam mengerjakan hal-hal pokok dalam ketho'atan dan menjauhkan diri dari semua dosa besar tapi dia masih tidak mampu untuk menghindari diri dari dosa yang tidak disengaja. Ketika melakukan dosa itu dia tidak  berniat atau ber'azam dalam dirinya, sehingga ketika telah melakukan dosa dia menyesali dirinya untuk kemudian ber'azam agar tidak lagi mendekati sebab-sebab dosa yang telah dilakukan. Orang yang demikian memiliki ANNAFSUL-LAWWAAMAH.

Ketiga:
Seorang yang bertaubat dan istimror/terus menerus  istiqomah dalam taubat akan tetapi suatu ketika dia terlibas oleh syahwat dan mengerjakan sebuah dosa. Dia sengaja berbuat dosa karena ketidakberdayaannya untuk menghindari syahwat. Namun, dia tetap gemar melaksanakan ketho'atan, sebagaimana Allah menandaskan dalam sebuah ayat di Suroh Attaubah: 103. Keadaan orang yang seperti ini sangat riskan..sebab kemungkinan dia berada dalam ketho'atan atau kema'shiatan ketika ajal menjemput tidak ada yang tau. Inilah orang yang  dalam kondisi  AN-NAFSUL-MUSAWWILAH

Keempat:
Seorang yang bertaubat dan sempat istiqomah beberapa saat dalam ketho'atan namun suatu saat dia kembali lagi melakukan kema'shiatan tanpa pernah ingin bertaubat lagi. Dia tidak lagi menyesali dosa-dosa yang kembali dilakukannya....inilah derajatnya AL-MUSHIRRIIN/orang yang terus menerus dalam gelimang dosa dan senantiasa tetap berada dalam AN-NAFSUL-AMMAAROH BIS-SUU...Na'udzu billaahi min dzalik..!

"ASTAGHFIRULLOOHA ROBBII MIN KULLI DZANBIN WA ATUUBU ILAYH.."




0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes