skip to main |
skip to sidebar
08.17
Anfasku
No comments
OLEH : ANFAS KUSUMO AL-AKHYAR
1. Orang yang berdzikir ia selalu mengutamakan qolbu, dengan tujuan agar bisa
mengendalikan dan mengosongkan hati dari selain Alloh. Sehingga bisa
mengurangi hasrat dalam hati, pikiran, perasaan dan bangsa nafsu.
Qolbupun Senyap dari segala ilusi, suara nafas tak terdengar lagi, suara bathin tatkala berdzikir pun sudah hilang, tak ada suara maupun huruf yang ada hanyalah cahaya keheningan Ilahi.
2. Dzikir adalah alat pembersih diri dari program lama yang masih melekat pada pita kaset kehidupan ini.
Pita kehidupan ini harus diisi dengan program yang lebih baik yaitu dengan dzikir (mengingat).
Program baru itu harus diisi oleh ahli dibidangnya, sehingga tercermin
dalam perbuatan amal sholeh yang berupa segala tindakan yang bermanfaat,
baik bagi diri maupun orang lain.
Pita kehidupan itu harus selalu dibersihkan dan dikosongkan agar kalam Ilahi yang tanpa suara dan huruf bisa terekam pada memory rasa.
3. Bila dzikir ini sesuai dengan
petunjuk dari Guru Mursyid, maka bathin sang murid akan tercerahkan. Dia
bebas dari segala macam gangguan baik positif maupun negatif,
diselaraskan, diharmoniskan dan selalu dijaga keseimbangannya.
Angan-angan, keinginan, pikiran dan ilusi telah lenyap, karena ia sudah mengerti dari hakikat dari keAKUannya.
Puncak dari dzikir adalah tercapainya rasa tenang didalam hati, rindu, cinta akan Tuhannya.
Kalau dihati kita masih terdapat
suara dan huruf ? maka tingkatkan agar kita bisa mengenalnya. Jadikanlah suara dan huruf itu sebagai kendaraan ruhani kita, sebab ia yang akan menghantarkan kita pada Sang Ilahi. Kenalilah dan pahamilah dan janganlah kita menganggap sesuatu itu adalah syaithon. Jika seperti itu maka kita dipastikan akan selalu terbelenggu oleh hijab.BEGITULAH BISIKAN KERAGU-RAGUAN YANG BIASANYA ADA DIDALAM
BENAK KITA.
Jangan dicari ketenagan itu, karena kita tidak tahu bagaimana itu ketenangan. Saksikan saja jika diberi anugerah sebuah ketenangan,ketentraman, keheningan, kenikmatan dan sebagainya, sehingga dalam kondisi seperti itu hanya SUARA (
QALAM ) ILAHI YANG BISA MASUK DAN TEREKAM DI MEMORY QOLBUMU....SUBHANALLOH
Tanda dzikir jahar telah sampai pada qolbu ialah otak kepala kita sudah tidak memperhatikan suara dan huruf dengan kata lain stanby dari segala aktivitas yang sedang terjadi alias istirahat ( tidak ikut campur didalam berdzikir )
Tanda diatas bisa dirasakan dikening tidak ada beban atau dikening tidak mengkerut.
Dan sebaliknya jika dzikirnya tidak tembus diqolbu maka otak kepala akan
terasa berat, males dan sebagainnya, sehingga akan membuat kening dikepala terasa
berat dan pusing serta dihinggapi rasa malas bila berdzikir.
Bersyukurlah ketika dzikir jahar Laa ilaaha illalloh telah masuk diqolbu, berarti kita telah memasukan rekaman Laa ilaaha illalloh kedalam pita qolbu.
Jika sedikit saja engkau mau membuka pintu egomu maka engkau akan mengetahui rahasia yang tersembunyi itu.
Rahasia yang tidak boleh dibicarakan, rahasia yang tanpa huruf, tanpa
suara. Hanya qolbu yang dapat memahami hal tersebut sebab sulit untuk diungkapkan secara ilmiyah
Karena itu adalah sinyal-sinyal bahasa Ilahiyah yang memancar diqolbu kita.
Kefahaman bisa dicapai jika
kita mau belajar dan berlatih ? Alloh telah menyediakan media atau alat
sebagai sarana pembelajaran diri.
Belajar kenali dirimu ( egomu ) karena itu adalah kunci untuk membuka selubung rasamu.
Bagaimana kita bisa tau rasanya dzikir, bila kita tidak mencobanya.
Tau rasa asin, pahit, manis berkat perantara lidah tidak mungkin perantara mata.
Begitu juga dengan dzikir, jangan hanya engkau rasakan didalam otakmu atau egomu tapi rasakan didalam qolbumu.
Lihatlah dirimu dan dengarkan serta rasakan waktu berdzikir Laa ilaaha illalloh.
Apa yang engkau dengar dan lihatlah dengan seksama lewat pendengaran telinga
bathin, ada suara Laa ilaaha illalloh didalam Laa ilaaha illalloh.
Kalau engkau sudah menemukan dengan penglihatan, pendengaran tentu engkau akan mengetahui rahasiannya.
Penyair Sa’di mengatakan demikian :
Segala sesuatu yang engkau lihat ramai mengingat-Nya.
Tetapi, orang yang punya telinga saja mengetahui maknanya.
Kemudian, suara ini bisa didengar oleh telinga hati saja, dan bukan telinga lempung : Hal ini mesti didengar dengan telinga hati, Telinga lempung tak berguna di sini.
Sesudah mendapatkan talqin dzikir, hatipun beralih fungsi, dari banyak
mengingat selain Alloh pelan2 menjadi ingat Alloh walaupun banyak
lupanya. Kemudian mereka mengingat Allah dengan segenap raga hingga
dzikr pun serasa longgar, dan terlepas dari setiap utas bulu di badan.
Inilah suatu kebahagiaan dunia akherat yang disebut “sulthan al-adzkar”
atau dzikr dari segala dzikr, atau zikir par excellence.
Dzikr menjadi aktif sesudah memberi makanan kepada ruhani. Seluiruh
nadi, urat saraf, dan tulang sang hamba menjadi dzakir ; ia merasakan
gerakan dzikr dalam semuanya itu, dan mendengarkan dzikr dengan telinga
hatinya.
Ketika ia menjadi sempurna dan mencapai tahap ini, ia
mendengar suara segala macam makhluk, bebatuan, pepohonan, dinding,
pintu, bumi, langit, dan segala sesuatu sampai partikel yang paling
kecil sekalipun. Inilah rahasia dari :
….Tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya.... (QS Al-Isra’, 17:44).
Pada tahap ini, mestilah
diingat bahwa, meskipun mengkaji dan menelaah berbagai kitab sangat
penting dan bermanfaat, tak urung ibadah kepada Allah belum sempurna
tanpa menyucikan batin kita atau terus-menerus mengingat Allah.
penegasan Alquran, dalam ayat yang dikutip di bawah ini, layak
diperhatikan dan mesti dipatuhi dalam keadaan bagaimanapun :
…… Sebutlah (nama) allah sebanyak-banyaknya agar kamu berjaya (QS Al-Anfal, 8 : 45).
Inilah sebabnya mengapa di awal kegiatan beribadah, khusunya sampai
mencapai kehadiran allah, belajar, dan menelaah kitab, serta mencoba
menjalin hubungan yang abadi dan mengikat dengan Allah, tanpa merasa
takluk dan dipengaruhi oleh aspek duniawi jasmani apa pun, sebab ia
mengetahui bahwa :
Mana mungkin kata yang menghitamkan kertas,Bisa membuat hati kelam jadi bercahaya laksan bulan ?
Menurut mereka, adalah bijaksana kalau mereka memutuskan ikatan hati
dan fakultas persepsi mereka (dari keterikatan segala selain Allah).
Pemutusan dan isolasi ini, dengan menghilangkan karat kesedihan dan
kedukaan, kecintaan pada dunia dan segala dan segala sesuatu yang
bersifat duniawi serta pikiran-pikiran tak sehat, membuat mereka fana
dalam Hadirat Allah.Alloh SWT berfirman:
42. dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu), (QS An-Najm, 53 : 42).
Waktu
mau tidur kita disarankan untuk membaca doa, karena tidur kita bisa menjadi
sebuah ibadah jika diiringi dengan dzikrulloh. Sehingga ketika sedang makan, qolbu ingat Alloh sambil berdzikir. Subhanalloh nikmat sekali.
Kata orang bijak ada 4 hal yang perlu kita renungi:
- Jangan tidur sebelum berhaji
- Jangan tidur sebelum mekhatamkan alquran
- Jangan tidur sebelum meminta ampun terhadap Alloh dan semua makhluk
- Jangan tidur sebelum bersolawat kepada nabi.
TEMBANG SYECH SITI JENAR
" Sanyatane dunya iki ngalami wong mati, iya ing kene iki anane swarga
lan neraka, tegese bungah lan susah. Sawise kita ninggal dunya iki, kita
balik urip langgeng, ora ana bedane antara ratu karo kere, wali karo
bajingan ".
Artinya
(
Kenyataannya dunia ini alamnya orang mati, iya didunia ini adanya surga
dan neraka, artinya senang dan susah. Setelah kita meninggalkan alam
dunia ini, kita kembali hidup langgeng, tidak ada bedanya antara yg
berpangkat ratu dan orang miskin, wali atau pun ( Penjahat )...
Dari pendapat syech siti jenar ini kita dapat belajar, bahwa hidup
didunia ini serba berubah seperti roda. Kadang berada dibawah, kadang
berada diatas.
Besok mendapat kesenangan, lusa memperoleh kesusahan, dan itu bukan hidup yang sejati atau langgeng.
Oleh karena itu kita wajib menimba ilmu agar hidup kita sempurna (
mengerti lahir bathin ) dan mampu meninggalkan alam dunia ini menuju
alam kematian yang sempurna pula.
0 komentar:
Posting Komentar