skip to main |
skip to sidebar

22.46

Anfasku
No comments
1. Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda.
2 Se-iring
dengan tumbuhnya Kesadaran pada diri, Ilmu sangat berperan sebagai
petunjuk Jalan dan Amal sebagai Penyemangat Jiwa untuk tetap Istiqomah
dalam mencapai Tujuan yaitu “kembali”. Namun Ilmu dan Amal dapat berubah
menjadi CAMBUK YANG DAPAT MENYIKSA DIRI SENDIRI apabila tiada disertai
ke-TULUS-an yg di dalamnya memuat Inti Sari Ketenangan Jiwa yiatu :
IKHLAS, SABAR, TAWAKKAL, RIDHO. Dan ke-TULUS-an adalah Bibit dari pada
CINTA yang SUCI lagi MURNI.
3. Langkah
awal yang harus diperhatikan oleh seorang hamba dalam ber-suluk adalah
menyucikan dan mendidik nafs serta menyempurnakan akhlak. Bagi seorang
sâlik usaha penyucian nafs lebih utama dari pada memperbanyak ibadah
sunah, seperti salat sunah, puasa sunah dan sejenisnya. Karena, seorang
hamba tidak layak menghadap Allah SWT dengan hati dan nafs yang kotor.
Ia hanya akan melelahkan dirinya, sebab amal yang ia kerjakan mungkin
justru membawanya ke arah kemunduran.
4. Tak
perlu menjawab penghinaan dengan penghinaan lagi, cukup jawablah dengan
evaluasi diri, gigih memperbaiki diri, dan beri bukti yang tak
terpungkiri.
5. Cinta mengantar pada rindu dendam, sementara ma’rifat pada kefanaan ataupun ketiadaan diri.
6. Perjuangan
bagi sufi lebih utama daripada menangnya perjuangan. Yang dinilai oleh
Allah adalah konsistensi perjuangan, bagaimana dia memegang teguh
perintah Allah. Rasulullah juga pernah kalah dalam berjuang. Jadi, orang
ibadah itu lebih utama daripada pahalanya di surga dan seisinya.
Istiqomah itu lebih utama daripada karomah.
7. Sufi telah diperjalankan (mi’raj) oleh Allah Azza wa Jalla dengan dzikrullah
Rasulullah bekata bahwa “Ash-shalatul Mi’rajul Mu’minin“, “sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin“
8. Bagi orang yang TAKWA itu ada 3 tanda-tandanya:
1) Takut berlaku dusta dan keji.
2) Menjauhi kejahatan.
3) Memohon yang halal kerana takut jatuh dalam keharaman.
9. Jika
perkataan keluar dari hati, maka ia akan berpengaruh terhadap hati, dan
jika ia keluar dari lidah, maka ia tidak akan mencapai telinga
10. Mahluk mempunyai berbagai keadaan. Tapi Seorang arif tidak mempunyai
keadaan. Sebab ia mengabaikan aturan-aturannya sendiri. Identitasnya
sirna pada identitas yang lainnya, dan bekas-bekasnya gaib pada
bekas-bekas lainnya.” Hal ini mustahil terjadi kecuali dengan
ketertarikan penuh seorang arif kepada Allah, sehingga dia tidak
menyaksikan selain-Nya
11. Syukur
Sepenggal kata yang punya pengaruh yang tak terukur ketika dibarengi
dengan makna syukur itu sendiri. Bersyukur berarti menghargai pemberian
Tuhan dengan memuji-Nya, dan memperlakukan atau menyikapi semua
pemberian-Nya itu dengan tanggung jawab.
12. Jangan berwajah dua:
“Hamba yang paling celaka adalah hamba yang berwajah dan bermulut dua;
ia memuji saudaranya di hadapannya dan menghibahnya di belakangnya, jika
saudaranya itu dianugerahi nikmat, ia iri dan jika ia ditimpa musibah,
ia menghinanya”.
13. Bahagia tak berarti kamu memiliki segalanya. Itu hanya berarti apapun yg kamu miliki, kamu tak pernah lupa tuk mensyukurinya".
14. Tiga
hal yang menyelamatkan, yaitu; takut kepada Allah, baik secara
diam-diam maupun terang-terangan; hidup sederhana, baik di waktu miskin
maupun kaya; dan berlaku adil, baik diwaktu marah maupun ridha.
15. Pintu
awal memasuki alam Ruh adalah lewat qolbu, kalau qolbu sudah
dibersihkan dengan dzikir qolbu, maka lambat laun Ruh ikut menyuarakan
dzikir.
16. Ketahuilah,
keadaan hati yang paling mulia adalah ketika ia selalu berhubungan
dengan Allah SWT. Inilah landasan amal dan sumber perbuatan-perbuatan
yang baik. Cara memakmurkan batin adalah dengan selalu menghubungkan sir
(nurani) dengan Allah SWT, sedangkan cara merusaknya adalah dengan
selalu melalaikan-Nya. Jika hati seseorang telah memiliki hubungan yang
kuat dengan Allah SWT, ia dengan mudah dapat melakukan berbagai amal dan
ketaatan yang bisa mendekatkannya kepada Allah
17. Sesuatu yang baik, belum tentu benar.
Sesuatu yang benar, belum tentu baik.
Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga.
Sesuatu yang berharga atau berguna, belum tentu bagus
18. Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang
adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka
keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang,
maka seluruh permasalahan akan rusak.
19. Orang
yang mengkhususkan diri untuk beribadah kepada Allah hendaknya tidak
bergaul dengan orang-orang yang jahat, bodoh dan suka berbuat tercela,
sebab perilaku mereka akan mempengaruhi hati dan memadamkan cahaya
bashiroh-nya.
20. Jika
hati seseorang tidak mampu mewadahi fikr (pemikiran) yang dapat
melahirkan ilmu dan niat-niat saleh, maka ia seperti hewan liar. Dalam
keadaan demikian manusia akan terbiasa menghabiskan waktunya untuk
melakukan perbuatan yang sia-sia dan bergaul dengan orang-orang bodoh.
Ia akan melakukan berbagai perbuatan buruk dan tercela. Seorang yang
berakal hendaknya sadar dan memelihara hatinya.
21. Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat.
22. Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut.
23. Kefanaan
pun akan menghantar pada tersaksikannya kesatuan dan sirnanya
pluralitas: Dari dualisme kutukar diri dan kulihat alam hanya satu, dari
yang satu kucari, dengan yang satu kutahu, kepada yang satu kulihat,
dan untuk yang satu kuseru, oleh piala cinta kumabuk dan alam pun fana
dari pemahamanku menikmati minuman dan berbincang dengan-Nya.
24. Mahasuci
Allah yang tidak memberi hamba-hamba-Nya jalan untuk mendapat
pengetahuan mengenai-Nya kecuali dengan jalan ketidak-berdayaan mereka
dan tidak ada harapan untuk meraih pencapaian itu”
25. Mengenai
pohon yang tumbuh tanpa air, adalah Pohon yang merupakan mukjizat
beliau (Rasulullah saw). Allah SWT berfirman, “Dan kami tumbuhkan
untuknya (Rasul saw) pohon dari Yaqthi(sejenis buah labu).” (Q.S.
As-Shaffat: 146)
26. Dua karakter orang alim
“Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang
berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya”.
27. Zikir adalah dasar dari tasawuf dan karena itu merupakan metode yang penting dalam disiplin kerohanian sufi.
0 komentar:
Posting Komentar