1. Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda.
2 Se-iring dengan tumbuhnya Kesadaran pada diri, Ilmu sangat berperan sebagai petunjuk Jalan dan Amal sebagai Penyemangat Jiwa untuk tetap Istiqomah dalam mencapai Tujuan yaitu “kembali”. Namun Ilmu dan Amal dapat berubah menjadi CAMBUK YANG DAPAT MENYIKSA DIRI SENDIRI apabila tiada disertai ke-TULUS-an yg di dalamnya memuat Inti Sari Ketenangan Jiwa yiatu : IKHLAS, SABAR, TAWAKKAL, RIDHO. Dan ke-TULUS-an adalah Bibit dari pada CINTA yang SUCI lagi MURNI.
3. Langkah awal yang harus diperhatikan oleh seorang hamba dalam ber-suluk adalah menyucikan dan mendidik nafs serta menyempurnakan akhlak. Bagi seorang sâlik usaha penyucian nafs lebih utama dari pada memperbanyak ibadah sunah, seperti salat sunah, puasa sunah dan sejenisnya. Karena, seorang hamba tidak layak menghadap Allah SWT dengan hati dan nafs yang kotor. Ia hanya akan melelahkan dirinya, sebab amal yang ia kerjakan mungkin justru membawanya ke arah kemunduran.
4. Tak perlu menjawab penghinaan dengan penghinaan lagi, cukup jawablah dengan evaluasi diri, gigih memperbaiki diri, dan beri bukti yang tak terpungkiri.
5. Cinta mengantar pada rindu dendam, sementara ma’rifat pada kefanaan ataupun ketiadaan diri.
6. Perjuangan bagi sufi lebih utama daripada menangnya perjuangan. Yang dinilai oleh Allah adalah konsistensi perjuangan, bagaimana dia memegang teguh perintah Allah. Rasulullah juga pernah kalah dalam berjuang. Jadi, orang ibadah itu lebih utama daripada pahalanya di surga dan seisinya. Istiqomah itu lebih utama daripada karomah.
7. Sufi telah diperjalankan (mi’raj) oleh Allah Azza wa Jalla dengan dzikrullah
Rasulullah bekata bahwa “Ash-shalatul Mi’rajul Mu’minin“, “sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin“
8. Bagi orang yang TAKWA itu ada 3 tanda-tandanya:
1) Takut berlaku dusta dan keji.
2) Menjauhi kejahatan.
3) Memohon yang halal kerana takut jatuh dalam keharaman.
9. Jika perkataan keluar dari hati, maka ia akan berpengaruh terhadap hati, dan jika ia keluar dari lidah, maka ia tidak akan mencapai telinga
10. Mahluk mempunyai berbagai keadaan. Tapi Seorang arif tidak mempunyai keadaan. Sebab ia mengabaikan aturan-aturannya sendiri. Identitasnya sirna pada identitas yang lainnya, dan bekas-bekasnya gaib pada bekas-bekas lainnya.” Hal ini mustahil terjadi kecuali dengan ketertarikan penuh seorang arif kepada Allah, sehingga dia tidak menyaksikan selain-Nya
11. Syukur Sepenggal kata yang punya pengaruh yang tak terukur ketika dibarengi dengan makna syukur itu sendiri. Bersyukur berarti menghargai pemberian Tuhan dengan memuji-Nya, dan memperlakukan atau menyikapi semua pemberian-Nya itu dengan tanggung jawab.
12. Jangan berwajah dua:
“Hamba yang paling celaka adalah hamba yang berwajah dan bermulut dua;
ia memuji saudaranya di hadapannya dan menghibahnya di belakangnya, jika
saudaranya itu dianugerahi nikmat, ia iri dan jika ia ditimpa musibah,
ia menghinanya”.
13. Bahagia tak berarti kamu memiliki segalanya. Itu hanya berarti apapun yg kamu miliki, kamu tak pernah lupa tuk mensyukurinya".
14. Tiga hal yang menyelamatkan, yaitu; takut kepada Allah, baik secara diam-diam maupun terang-terangan; hidup sederhana, baik di waktu miskin maupun kaya; dan berlaku adil, baik diwaktu marah maupun ridha.
15. Pintu awal memasuki alam Ruh adalah lewat qolbu, kalau qolbu sudah dibersihkan dengan dzikir qolbu, maka lambat laun Ruh ikut menyuarakan dzikir.
16. Ketahuilah, keadaan hati yang paling mulia adalah ketika ia selalu berhubungan dengan Allah SWT. Inilah landasan amal dan sumber perbuatan-perbuatan yang baik. Cara memakmurkan batin adalah dengan selalu menghubungkan sir (nurani) dengan Allah SWT, sedangkan cara merusaknya adalah dengan selalu melalaikan-Nya. Jika hati seseorang telah memiliki hubungan yang kuat dengan Allah SWT, ia dengan mudah dapat melakukan berbagai amal dan ketaatan yang bisa mendekatkannya kepada Allah
17. Sesuatu yang baik, belum tentu benar.
Sesuatu yang benar, belum tentu baik.
Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga.
Sesuatu yang berharga atau berguna, belum tentu bagus
18. Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
19. Orang yang mengkhususkan diri untuk beribadah kepada Allah hendaknya tidak bergaul dengan orang-orang yang jahat, bodoh dan suka berbuat tercela, sebab perilaku mereka akan mempengaruhi hati dan memadamkan cahaya bashiroh-nya.
20. Jika hati seseorang tidak mampu mewadahi fikr (pemikiran) yang dapat melahirkan ilmu dan niat-niat saleh, maka ia seperti hewan liar. Dalam keadaan demikian manusia akan terbiasa menghabiskan waktunya untuk melakukan perbuatan yang sia-sia dan bergaul dengan orang-orang bodoh. Ia akan melakukan berbagai perbuatan buruk dan tercela. Seorang yang berakal hendaknya sadar dan memelihara hatinya.
21. Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat.
22. Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut.
23. Kefanaan pun akan menghantar pada tersaksikannya kesatuan dan sirnanya pluralitas: Dari dualisme kutukar diri dan kulihat alam hanya satu, dari yang satu kucari, dengan yang satu kutahu, kepada yang satu kulihat, dan untuk yang satu kuseru, oleh piala cinta kumabuk dan alam pun fana dari pemahamanku menikmati minuman dan berbincang dengan-Nya.
24. Mahasuci Allah yang tidak memberi hamba-hamba-Nya jalan untuk mendapat pengetahuan mengenai-Nya kecuali dengan jalan ketidak-berdayaan mereka dan tidak ada harapan untuk meraih pencapaian itu”
25. Mengenai pohon yang tumbuh tanpa air, adalah Pohon yang merupakan mukjizat beliau (Rasulullah saw). Allah SWT berfirman, “Dan kami tumbuhkan untuknya (Rasul saw) pohon dari Yaqthi(sejenis buah labu).” (Q.S. As-Shaffat: 146)
26. Dua karakter orang alim
“Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang
berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya”.
27. Zikir adalah dasar dari tasawuf dan karena itu merupakan metode yang penting dalam disiplin kerohanian sufi.
Posted in: Nasehat
0 komentar:
Posting Komentar