.

.

Kamis, 29 Maret 2012

KONTEMPLASI DZIKIR


ELING DAN WASPADA DALAM KEADAAN APAPUN

Seorang yg mawas diri, ia akan memperhatikan pekerjaan sebelum tidur. Menghidupkan Ruhani dg Ruh jasmani, menegakkan Ruhani dg Ruh jasmani. Tidur tanpa tekad ( niat ) sama dengan mendiamkan Ruhani


Tidur harus ada tujuan untuk membedakan manusia dengan hewan, tidak hanya terbatas pada waktu sholat dan dzikir saja.


Dzikir itu mengingat kata-kata ( lafal ) TETAPI mengingatnya hanya untuk dasar menghilangkan pikiran yg kesana kemari yg selalu teringat.

Pekerjaan yg seperti itu sangat sulit sekali untuk dilakukan, sebab  orang yg menjalankannya harus tidak mengingat-ingat apa saja dalam keadaan lahir bathin.


Caranya ada yg melihat apa saja yg bisa dilihat, sehingga itu dijadikan sarana untuk melupakan yg dipikirkan.


Mengosongkan cipta ( mengendalikan pikiran ) itu juga tambah sulit, sebab disitu harus bisa menghilangkan pengalaman indra yg mengingat-ingat keadaan ketika ia melihat sesuatu keadaan, dari situlah timbul pikiran yg bermacam-macam, sehingga tak ayal lagi menimbulkan dan membekas didalam hati sanubari, itulah yg dinamakan perasaan.


Semua keinginan juga ikut bicara ( terpikir ), semua itu harus dihilangkan sedikit demi sedikit melalui Dzikir yg berwasilah, karena Alloh itu tidak bisa dijangkau ( Layu kayafu ) sehingga perbuatan yg seperti itu bisa untuk mengkhusyukan Ismu Dzat, sehingga tercapailah suatu tujuan hanya kepada Alloh swt baik dalam keadaan tidur, bangun ( terjaga ), makan ,minum, bekerja harus Eling ( Ingat ) dan waspada ( selalu intropeksi diri )
 
TALQIN
oleh: Ustadz Badru Zaman
Talqin = artinya mengajarkan/menetapkan (pengajaran Alloh melalui kalamnya) al quran ,laa ilaaha illalloh (dzikir dzahar, dzikir khofi)

Nabi Muhammad saw pun menerima pengajaran Alloh melalui kalam-Nya , yaitu malaikat jibril as ketika di gua Hiro
"ALLADZIY 'ALLAMA BIL QOLAMI 'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM - Yang mengajarkan dengan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia yang belum mengetahui (QS.Al 'Alaq :4-5)

Yang dimaksud dengan kalam pada ayat tersebut adalah lisan malaikat Jibril as. Bukan kalam yang selalu dipegang dengan tangan manusia. Lisan malaikat Jibril, adalah kalam Alloh untuk nabi Muhammad saw, sedangkan kalam Alloh untuk mengajarkan Al Quran kepada para sahabatnya adalah lisan nabi Muhammad saw dan kalam Alloh untuk mengajarkan Al Quran kepada para pengikutnya nabi Muhammad saw adalah lisan-lisan orang-orang ma'rifat kepada Alloh(para Mursyid).

LISAANUL 'AARIFI QOLAMUN YAKTUBU BIHI FII ALWAAHI QULUUBIL MURIYDIYNA FARUBBAMAA KATABA FII LAUHIL QOLBIKA MAA LAM TA'LAM MA'NAAHU WA BAAYANAHU I'NDA DHUHUURI AYAATIHI - Lisan ahli ma'rifat adalah kalam Alloh untuk menuliskan/menetapkan sesuatu didalam hati para murid yang seumpama papan tulis (syekh Daud Al Kabir bin Makhola ra).


0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes