Pada
tahun 1980-an, saya bersama seorang kenalan bernama Hj Yahya Hanafiah
berkesempatan berjumpa dengan seorang kiyai dan wali Allah di
Suryalaya yang terkenal dengan gelaran 'Macan Suryalaya''. ( di google sudah ramai ditulis tentang ''macan suryalaya'' )
Ketika
itu , jamaah rombongan dari Singapura sudah pada tertidur semua kerana jam
menunjukkan 11 malam, kami masuk ke Masjid Nurul Asror di mana
Kiyai yang sudah berumur 125 tahun ketika itu bermalam. Banyak kisah
yang di khabarkan kepada kami adalah mengenai karomah Abah Anom,
seolah-olah beliau berpesan kepada kami yang muda bahwa pada zaman
ini , inilah orangnya yang di tentukan Allah, yang berada di Indonesia.
Kisah yang paling menarik , tentang Abah Pakih ( nama betulnya Kiyai Haji Abu
Bakar Faqih ) menceritakan : " Saya di amanatkan oleh Abah Sepuh ( Ayanda Abah Anom ) untuk menjaga Abah Anom sejak dari kecil. Sejak
lahir Abah Anom berada dirumah saya yang kebetulan terletak didepan rumah Abah Sepuh...selang
beberapa hari saya menerima sebuah surat yang langsung dari Nabi Khidir AS yang berisi nama untuk seorang bayi. Tertulis dalam surat itu nama "Sohibul Wafa''
atau 'Tajul Arifiin'' ,..di tanda tangani Nabi Al-khidr. Dengan segera saya
langsung ke rumah Abah Sepuh menunjukkan surat tersebut dan Abah Sepuh
berkata kalau begitu kita ambil dua-dua namanya yaitu 'Sohibul Wafa Tajul Arifiin'.-tamat kata-kata lebih kurang dari Almarhum Abah Pakih ".
Masya
Allah, tak mungkin semudah itu Abah Pakih memperoleh surat dari Nabi Khidir jika
ketika itu beliau bukan seorang wali Allah. Satu renungan buat kita agar
bersyukur dengan anugerah ini.
DIA MELINDUNGI ORANG-ORANG YANG SALEH
Iwan Darmawan
Ikhwan TQN - Jakarta
Ikhwan TQN - Jakarta
Firman ALLAH dalam surat AL-A'RAF (7):196
"DIA MELINDUNGI ORANG-ORANG YANG SALEH"
Saat manaqib beberapa bulan yang lalu, saya bertemu dengan seorang Ikhwan yang berasal dari Tasikmalaya usianya kurang lebih 70 tahun dan telah mengenal Abah Anom semenjak beliau masih muda.
Manaqib di Suryalaya beberapa bulan yang lalu, saya bertemu Ir. Ayat Hidayat, Ketua Koperasi Hidmat - PP Suryalaya. Mengetahui bahwa beliau mengenal Abah Anom sejak dahulu, sayapun bertanya pengalaman yang paling berkesan bersama Abah Anom.
Manaqib di Suryalaya beberapa bulan yang lalu, saya bertemu Ir. Ayat Hidayat, Ketua Koperasi Hidmat - PP Suryalaya. Mengetahui bahwa beliau mengenal Abah Anom sejak dahulu, sayapun bertanya pengalaman yang paling berkesan bersama Abah Anom.
Beliau termenung sejenak, lalu berkata: "Suatu hari setelah shalat dhuhur berjamaah, Abah menawarkan makan siang di Madrasahnya (rumah Abah). Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, kami makan hanya berdua".
Setelah makan, Abah mengajak saya berkeliling kebun (tanah) yang dimilikinya. Dalam perjalanan Abah selalu berdecak-decak karena ada sisa makanan yang terselip digiginya. Tidak jauh dari tempat kami berdiri, ada setumpuk dahan kering yang dikumpulkan penduduk untuk dijadikan kayu bakar, disandarkan disebuah pohon. Abah melihat dan berniat meengambil sedikit untuk dijadikan sebagai tusuk gigi. Ketika hendak mengambil kayu tersebut, tiba-tiba Abah Anom terperanjat dan langsung ber-istighfar berulang kali dan membatalkan niatnya.
Setelah mendengarkan beliau, saya merenung hikmah apa yang ada dibalik cerita itu. Baru beberapa bulan kemudian saya dapat mengambil hikmahnya, sebagai berikut:
Dalam kitab 'Risalah Qusyairiyah' dijelaskan:
Karamah yang paling besar yang dimiliki para wali, adalah selalu mendapat pertolongan ALLAH SWT untuk taat dan terjaga dari kemaksiatan dan pertentangan. Para Wali itu ma'shum (terjaga dan terpelihara dari dosa) sebagaimana yang terjadi bagi para nabi. Walau mengambil hanya sedikit kayu yang nilainya tidak seberapa (mungkin tidak bernilai sama sekali), dihadapan ALLAH itu termasuk perbuatan dosa, digolongkan perbuatan mencuri. Bagi kita (murid) perbuatan tersebut dapat dikatakan hanya dosa kecil saja, tetapi bagi wali tidak ada istilah dosa kecil atau besar. Para wali melihat dosa itu adalah perbuatan menentang ALLAH SWT.
Rasulullah SAW bersabda: "Dosa yang paling besar di sisi ALLAH Ta'ala adalah dosa yang (dianggap) paling kecil oleh manusia. Sedangkan dosa yang paling kecil di sisi ALLAH Ta'ala adalah dosa yang (dianggap) paling besar oleh manusia".
Maksud hadist di atas adalah; apabila seseorang yang melakukan perbuatan dosa menganggap dosa yang dilakukannya itu sangat besar, maka ia pun merasa takut dan segera bertaubat, sehingga dosa itu diampuni dan dianggap kecil oleh Allah. Namun jika dosa itu dianggap kecil oleh yang melakukannya,sehingga ia terus-menerus mengulanginya, maka dosa itu menjadi besar di sisi ALLAH. Abah Anom terhindar dari perbuatan dosa karena selalu dilindungi oleh ALLAH SWT, sebagaimana ayat dari surat Al-A'Raf tersebut di atas.
Setelah makan, Abah mengajak saya berkeliling kebun (tanah) yang dimilikinya. Dalam perjalanan Abah selalu berdecak-decak karena ada sisa makanan yang terselip digiginya. Tidak jauh dari tempat kami berdiri, ada setumpuk dahan kering yang dikumpulkan penduduk untuk dijadikan kayu bakar, disandarkan disebuah pohon. Abah melihat dan berniat meengambil sedikit untuk dijadikan sebagai tusuk gigi. Ketika hendak mengambil kayu tersebut, tiba-tiba Abah Anom terperanjat dan langsung ber-istighfar berulang kali dan membatalkan niatnya.
Setelah mendengarkan beliau, saya merenung hikmah apa yang ada dibalik cerita itu. Baru beberapa bulan kemudian saya dapat mengambil hikmahnya, sebagai berikut:
Dalam kitab 'Risalah Qusyairiyah' dijelaskan:
Karamah yang paling besar yang dimiliki para wali, adalah selalu mendapat pertolongan ALLAH SWT untuk taat dan terjaga dari kemaksiatan dan pertentangan. Para Wali itu ma'shum (terjaga dan terpelihara dari dosa) sebagaimana yang terjadi bagi para nabi. Walau mengambil hanya sedikit kayu yang nilainya tidak seberapa (mungkin tidak bernilai sama sekali), dihadapan ALLAH itu termasuk perbuatan dosa, digolongkan perbuatan mencuri. Bagi kita (murid) perbuatan tersebut dapat dikatakan hanya dosa kecil saja, tetapi bagi wali tidak ada istilah dosa kecil atau besar. Para wali melihat dosa itu adalah perbuatan menentang ALLAH SWT.
Rasulullah SAW bersabda: "Dosa yang paling besar di sisi ALLAH Ta'ala adalah dosa yang (dianggap) paling kecil oleh manusia. Sedangkan dosa yang paling kecil di sisi ALLAH Ta'ala adalah dosa yang (dianggap) paling besar oleh manusia".
Maksud hadist di atas adalah; apabila seseorang yang melakukan perbuatan dosa menganggap dosa yang dilakukannya itu sangat besar, maka ia pun merasa takut dan segera bertaubat, sehingga dosa itu diampuni dan dianggap kecil oleh Allah. Namun jika dosa itu dianggap kecil oleh yang melakukannya,sehingga ia terus-menerus mengulanginya, maka dosa itu menjadi besar di sisi ALLAH. Abah Anom terhindar dari perbuatan dosa karena selalu dilindungi oleh ALLAH SWT, sebagaimana ayat dari surat Al-A'Raf tersebut di atas.
cermin kebersihan hati seorang Mursyid yang mukasyafah.
Ketika jama'ah TQN Suryalaya di suatu kampung mengadakan manaqiban,
tiba-tiba masjid tempat dimana acara itu diselenggarakan dilempari batu
oleh orang-orang yang tidak suka dengan acara tersebut. Karena sedih,
beberapa orang jama'ah memutuskan untuk pergi ke Suryalaya dengan maksud
hendak mengadukan prihal tersebut kepada Abah.
Sesampainya
di Suryalaya mereka langsung menuju masjid dan berencana akan menemui
Abah setelah taushiyah shubuh....dan yang membuat para jama'ah itu kaget
adalah dalam taushiyah subuhnya Abah berkata begini:
"Alhamdulillah....semalam di suatu kampung, batu-batu pun ikut berdzikir dengan menhampiri masjid yang di dalamnya diadakan acara manaqib"
Padahal para jama'ah belum menceritakan prihal mereka.
Demikianlah cermin kebersihan hati seorang Mursyid yang mukasyafah.
"Alhamdulillah....semalam di suatu kampung, batu-batu pun ikut berdzikir dengan menhampiri masjid yang di dalamnya diadakan acara manaqib"
Padahal para jama'ah belum menceritakan prihal mereka.
Demikianlah cermin kebersihan hati seorang Mursyid yang mukasyafah.
Pangersa Abah Anom : Kiai Pasak Bumi yang Zuhud
Seorang pemuda dengan ransel di pundaknya memasuki sebuah rumah bercat kuning yang di bagian atas pintunya tertulis kaligrafi : Azzamifthaful Thariqat Qadiriyah wannaqsabandiyah.
Rumah yang disebut madrasah dan bersebelahan dengan Masjid Nurul Ashrar
itu, adalah kediaman Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifi n, pemimpin Pondok
Pesantren Suryalaya.
Pemuda itu bernama Badhrowi, yang sedang
mondok di pesantren tersebut. Ia hendak menemui Ahmad Shohibulwafa,
yang termashyur dipanggil Abah Anom. Saat itu masih sekitar pukul enam
pagi. Rumah Abah Anom sudah ramai dikunjungi tamu untuk berbagai
keperluan.
Sebagaimana biasa, jika pulang kampung, Badhrowi selalu pamit
pada Abah Anom dan meminta doa dengan media sebotol air putih agar
selamat sampai tujuan. Momen di penghujung bulan Juni 1997 itu, menjadi
salah satu kejadian yang berkesan bagi Badhrowi. Ia yang hendak menuju
tanah kelahirannya, Palembang, di tengah perjalanan, persisnya di daerah
Pelabuhan Merak, ia dicegat oleh beberapa orang pemuda yang berprofesi
sebagai calo. Mereka mencoba memeras dan merampas tas satusatunya milik
Badhrowi.
Pada saat itulah, Badhrowi meminum air
putih yang sudah didoai Abah Anom. Tiba-tiba, calo-calo pelabuhan yang
tak ubahnya preman itu, berubah sikap, menjadi melunak. Mereka segera
mencarikan jalan buat Badhrowi agar menaiki kapal penyeberangan
Merak-Bakauheni.
Kejadian unik yang dialami Badhrowi itu, merupakan satu dari sekian banyak kisah tentang karomah
Abah Anom. Toh, sebagai tokoh agama, Abah Anom lebih dikenal berkat
peranan aktifnya di bidang sosial kemasyarakatan. Semua berawal dari
pemahamannya tentang makna zuhud. Namun, ada pendapat bahwa zuhud itu
berarti meninggalkan urusan dunia, yang berdampak pada kemunduran umat
Islam.
Sedangkan bagi Abah Anom, “Zuhud adalah qasr al-’amal. Artinya, pendek angan-angan, tidak banyak mengkhayal, bersikap realistis.”Abah Anom (tengah) di pondok pesantren Suryalaya. Periode tahun 50-an, adalah masa yang menentukan bagi Abah Anom. Waktu itu, ia secara resmi menjadi mursyid (pembimbing) Thoriqot Qadiriyah Naqsabandiyah di pesantren tasawuf tersebut. Di saat yang sama, Tanah Air tengah berada dalam kondisi rawan dengan berbagai kekerasan bersenjata antarkelompok, terutama antara DI/TII melawan TNI. Melihat itu, Abah tak tinggal diam, ia membantu para prajurit.
Sedangkan bagi Abah Anom, “Zuhud adalah qasr al-’amal. Artinya, pendek angan-angan, tidak banyak mengkhayal, bersikap realistis.”Abah Anom (tengah) di pondok pesantren Suryalaya. Periode tahun 50-an, adalah masa yang menentukan bagi Abah Anom. Waktu itu, ia secara resmi menjadi mursyid (pembimbing) Thoriqot Qadiriyah Naqsabandiyah di pesantren tasawuf tersebut. Di saat yang sama, Tanah Air tengah berada dalam kondisi rawan dengan berbagai kekerasan bersenjata antarkelompok, terutama antara DI/TII melawan TNI. Melihat itu, Abah tak tinggal diam, ia membantu para prajurit.
Sebagai pribadi yang memiliki kepedulian
sosial, Abah Anom pun terlibat langsung dalam pembangunan irigasi,
serta membangun kincir angin untuk pembangkit tenaga listrik. Untuk
mengantisipasi krisis pangan, ia membuat semacam program swasembada
beras di kalangan masyarakat Jawa Barat. Kegiatan itu kemudian menggugah
Menteri Kesejahteraan Rakyat Suprayogi dan Jenderal A. H. Nasution
untuk meninjau aktivitas di Pondok Pesantren Suryalaya.
Di samping itu, Abah Anom juga mebuat
program “rehabilitasi rohani” bagi para mantan anggota PKI.
Kontribusinya itu berhasil mendatangkan berbagai penghargaan dari
Jawatan Rohani Islam Kodam VI Siliwangi, Gubernur Jawa Barat dan
instansi lainnya.
Sejak itu, Abah Anom mengembangkan
“metode inabah” sebagai penyembuhan rohani. Tidak hanya sekadar nama
untuk pesantrennya, inabah adalah landasan teoritis untuk membebaskan
pasien dari gangguan kejiwaan karena ketergantungan terhadap narkoba.
Orang yang dirawat dengan metode inabah diperlakukan seperti orang yang
dianggap memiliki masalah kejiwaan. Dan, terapi yang digunakan terhadap
mereka adalah melalui zikir.
Menurut Badhrowi, proses yang harus
dilewati terlebih dahulu dalam inabah adalah mandi yang dilakukan di
malam hari. Biasanya, itu dilakukan di atas pukul 12 malam. “Di kemudian
hari, oleh banyak peneliti, metode tersebut dianalisis dan ternyata
dapat dibenarkan secara ilmiah,” ujar Badhrowi. Air di malam hari,
ternyata mengandung molekul-molekul yang baik untuk kesehatan.
Beberapa penghargaan akhirnya diberikan
kepada Abah Anom, khususnya terkait metode penyembuhan terhadap pecandu
narkoba tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Dr. Juhaya S. Praja,
1981-1989, sebanyak 93,15% dari 5.845 anak binaan yang mengikuti program
inabah, bisa kembali menjadi normal. Abah Anom mengatakan, makanan
tidak halal adalah salah satu penyebab penyakit. Pada 1980, diadakan
lokakarya di pesantren tersebut yang dihadiri oleh delapan departemen
sekaligus, yang merupakan kerjasama lintas sektoral yang dibuat khusus
untuk menanggulangi kenakalan remaja.
Akhirnya, Januari 2009, Abah Anom menerima Piagam Distinguished Service Awards dari International Federation of Non-Government Organitations
(IFNGO), Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebuah penghargaan tertinggi yang
diberikan lembaga internasional itu bagi pengabdian seseorang dalam
pemulihan korban narkoba.
Piagam itu diserahkan di Australia oleh
Chairman IFNGO, Dr. K.C. Lam kepada perwakilan Pesantren Suryalaya di
Jakarta, Ir. Ucu Suparta. Abah Anom dinilai telah menyelamatkan nyawa
serta masa depan anak-anak bangsa. Penghargaan itu terlihat dipajang di
dinding ruangan tamu rumah Abah Anom. Abah Anom adalah pengagum Syekh Abdul
Qadir Jailani, yang antara lain memberikan tuntunan: “Dudukkanlah dirimu
bersama kehidupan duniawi, sedangkan kalbumu bersama kehidupan akhirat,
dan rasamu bersama Rabbmu.”
Abah Anom adalah ulama kharismatik yang
kepemimpinan dan pengabdiannya di tengah masyarakat, membuat para tokoh
di Tanah Air menaruh hormat kepadanya. Para presiden atau wakil presiden
RI bahkan pernah bertandang ke pesantrennya. Diawali dengan kunjungan
mantan Presiden Soeharto pada 1995. Kedatangan Presiden Soeharto saat
itu didamping Moerdiono yang ketika itu menjabat Menteri Sekretaris
Negara. Menjelang pemilihan presiden 2004, giliran Megawati Soekarno
Putri yang datang, didampingi tokoh Partai Golkar Akbar Tandjung.
Lima tahun berselang, Jusuf Kalla yang
saat itu hendak menyalonkan diri sebagai Presiden pada 2009 juga
mengunjungi Abah Anom. Di tahun yang sama, Presiden SBY pun tak mau
ketinggalan. Sebaliknya, sampai akhir hayatnya Abah Anom tidak pernah
mengunjungi siapa pun pejabat di negeri ini. Kecenderungan itu membuat
Abah Anom juga dijuluki “Kiai Pasak Bumi.” Artinya, Abah Anom hanya akan
selalu menerima tamu di tempatnya ketimbang menjadi tamu di tempat
lain.
Sesepuh Ponpes Suralaya Abah Anom di Ponpes Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (26/6). Abah Anom meninggal Senin 5 September 2011 sekitar pukul 11.50 WIB atau bertepatan dengan hari Milad Pesantren Suryalaya 5 September 1905. Sebelumnya, almarhum tidak terbaring sakit atau dirawat di rumah sakit.
Bahkan, ia sempat menerima tamu di kediamannya. Usai menerima tamu, tiba-tiba ia merasakan sakit. Abah Anom memang diketahui mengidap penyakit jantung. Jenazah Abah Anom baru dikebumikan pada 6 September 2011 di sebuah bangunan dekat dengan makam ayahnya, Syekh H Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad. Makam keluarga besar Suryalaya terletak di Puncak Suryalaya atau sekitar kompleks pesantren.
Sesepuh Ponpes Suralaya Abah Anom di Ponpes Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (26/6). Abah Anom meninggal Senin 5 September 2011 sekitar pukul 11.50 WIB atau bertepatan dengan hari Milad Pesantren Suryalaya 5 September 1905. Sebelumnya, almarhum tidak terbaring sakit atau dirawat di rumah sakit.
Bahkan, ia sempat menerima tamu di kediamannya. Usai menerima tamu, tiba-tiba ia merasakan sakit. Abah Anom memang diketahui mengidap penyakit jantung. Jenazah Abah Anom baru dikebumikan pada 6 September 2011 di sebuah bangunan dekat dengan makam ayahnya, Syekh H Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad. Makam keluarga besar Suryalaya terletak di Puncak Suryalaya atau sekitar kompleks pesantren.
Gandrung Ilmu Tasawuf
Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin
adalah nama asli Abah Anom. Lahir 1 Januari 1915 di Suryalaya,
Tasikmalaya. Beliau anak kelima dari Syekh Abdullah Mubarok bin Nur
Muhammad atau Abah Sepuh, pendiri Pesantren Suryalaya. Sebuah pesantren
tasawuf yang khusus mengajarkan Thariqat Qadiriyyah Naqsabandiyah (TQN).
Abah Anom memasuki bangku sekolah dasar
(Vervooleg school) di Ciamis, pada usia 8 tahun. Lima tahun kemudian, ia
melanjutkan ke madrasah tsanawiyah di kota yang sama. Usai tsanawiyah,
barulah ia belajar ilmu agama Islam secara lebih khusus di berbagai
pesantren.
Atas perintah ayahnya, ia melaksanakan riyadoh dan ziarah ke makam para wali sambil menimba ilmu di pesantren Kaliwungu-Kendal, Jawa Tengah, serta di Bangkalan Madura bersama kakak kandungnya, H.A. Dahlan, dan wakil Abah Sepuh KH Pakih dari Talaga, Majalengka. Abah Anom mengakhiri masa lajangnya pada 1938 di usia 23 tahun. Setelah menikah, ia berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Di Tanah Suci, ia juga memperdalam ilmu tasawuf dan tarekat selama tujuh bulan kepada Syekh H. Romli asal Garut, wakil ayahnya yang bermukim di Jabal Gubeys, Mekkah.
Atas perintah ayahnya, ia melaksanakan riyadoh dan ziarah ke makam para wali sambil menimba ilmu di pesantren Kaliwungu-Kendal, Jawa Tengah, serta di Bangkalan Madura bersama kakak kandungnya, H.A. Dahlan, dan wakil Abah Sepuh KH Pakih dari Talaga, Majalengka. Abah Anom mengakhiri masa lajangnya pada 1938 di usia 23 tahun. Setelah menikah, ia berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Di Tanah Suci, ia juga memperdalam ilmu tasawuf dan tarekat selama tujuh bulan kepada Syekh H. Romli asal Garut, wakil ayahnya yang bermukim di Jabal Gubeys, Mekkah.
Cerita ini diambil dari ceramahnya KH.M.Abdul Gaous Saefulloh Al-Maslul atau Ajengan Gaos salah satu wakil Talqin Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Jawa Barat Indonesia.
Diceritakan ada seorang pemuda yang hobinya melacur, pemuda tersebut berniat untuk berhenti dari pebuatannya yang tercela. Sudah berbagai cara dilakukan untuk menghentikannya itu tidak membuat minat lacurnya berhenti. Padahal, pelaksanaan amalan ibadah yang “super ketat” atas petunjuk dari para kiai yang pernah dikunjungi dari berbagai daerahpun belum berhasil. Jadi, Sudah tidak asing lagi baginya riyadloh (latihan) seperti puasa, dzikir, sholat baik yang sifatnya wajib maupun sunat dan amalan lainnya.
Dalam keadaan kondisi jiwa yang begitu kritis, datanglah pemuda itu ke Pondok Pesantren Suryalaya untuk menemui seorang Waliullah yaitu Abah Anom dan menceritakan maksud kedatangannya. Abah Anom berkata : “Tidak apa-apa, asal jangan dilakukan didepan Abah”. Setelah itu pemuda yang hobi “jajan” perempuan ditalqin dzikir TQN untuk diamalkan.
Dihari yang lain, pemuda itu datang lagi ke hotel untuk melaksanakan hasrat nafsunya yang tidak terbendung. Namun, disaat detik-detik akan melaksanakan maksiatnya muncul wajah Abah Anom “Tidak apa-apa, asal jangan dihadapan Abah”. Pemuda itu kembali mengurungkan niatnya dan kembali pulang.
Kejadian itu terus terulang selalu melihat bayangan wajah Abah Anom disaat-saat akan melakukan maksiat dengan pelacur. Akhirnya, dengan kejadian itu pemuda tersebut menghentikan dari hobinya melacur untuk selamanya dan menjadi pengamal Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah.
Sesungguhnya kejadian itu suatu anugrah dari Allah untuk hamba yang dicintai dengan perantara Mursyid sebagai pilihan-Nya. Subhanallah..
Bayangan wajah Mursyid itu adalah sebagai burhana robbihi (cahaya / tanda dari Allah) yang membawa berkah terhadap pemuda tersebut.
Kita teringat akan kisah salah satu utusan Allah yaitu Nabi Yusuf as. yang ditolong Allah ketika akan terjadi maksiat dengan Siti Zulaikha. Dalam al-Qur’an Surat Yusuf ayat 24: “Sesungguhnya wanita itu telah bemaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf-pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu (Zulaikha) andaikata tidak melihat burhana robbihi yaitu tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS: Yusuf 24)
Dalam ayat ini terdapat perkataan Allah “Burhana Rabbihi”. Menurut perkataan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir, juz II / 474 : “Adapun maksud “Burhaana Rabbihi” yang terlihat oleh Yusuf, maka terdapat beberapa pendapat. Menurut sahabat Abdullah bin Abbas, Said, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Muhamad bin Sirin, Hasan, Qatadah, Ibnu Sholeh, Dlohah, Muhammad bin Ishaq dan lain-lain yakni Yusuf melihat bayangan ayahnya (Ya’kub), rupanya, bentuknya seakan-akan ayahnya marah-marah. Menurut sebagian riwayat memukul dada Yusuf. Al-‘Aufi berpendapat dari Ibnu Abbas, maksud perkataan itu ialah Yusuf teringat kepada bayangan wajah suami Zulaikha yaitu raja Qithfir yang seolah-olah ada dirumah dan mengetahui apa yang akan diperbuat Yusuf. Demikian juga Muhammad bin Ishaq berpendapat yang sama.” (Tafsir Ibnu Katsir, II / 474) Subhanallah…
sumber : http://kedudukanabahanom.blogspot.com/2010/10/karomah-abah-anom-2.html
Mengetahui semua hati muridnya
oleh : H. Thohir Abdul Qohir
Namun, setelah melalui penelusuran dan pembelajaran ilmu tassawuf yang diajarkan di Pesantren Suryalaya, akhirnya kiayi Tohir meminta kepada Abah Anom untuk dibaiayat atau ditalqin dzikir (di ajarkan dzikir Thoriqoh). Namun, tentu saja dalam benak kiayi Tohir kunjungannya ke Abah Anom yang tanpa sepengatahuan gurunya itu akan membuat murka di pesantren dikotanya. Apalagi, setelah di talqin dzikir (pengajaran dzikir thoriqat) ada suatu amanat dari Abah Anom yakni ucapan salam yang harus disampaikan kepada guru dipesantrennya.
Ketika kiayi Tohir sedang duduk menunggu sholat berjamaah di Mesjid Nurur Asror di Kompleks Pesantren Suryalaya sebelum ia kembali bertolak ke kampung halamannya, pikirannya terus berkecamuk tidak bisa tenang.
Ketika dalam benaknya terbersit bagaimana wajah murka gurunya yang sedang memarahinya habis-habisan karena ketidak taatannya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dengan sorban dan berkata: “Tong sok goreng sangka kabatur, komo ka guru soranganmah, boa teuing teu kitu! dalam bahasa Indonesia : “jangan selalu berburuk sangka terhadap orang lain, apalagi terhadap guru sendiri, belum tentu seperti itu “. Kiyai Thohir begitu kaget ternyata yang menepuk pundak dan membaca pikirannya itu adalah guru ruhaninya yang baru, yaitu Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin ra (Abah Anom).
Dari kejadian itu Kiai Thohir mendapatkan pelajaran yang berharga bahwa seorang guru ruhani Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah bisa mengetahui hati murid-muridnya dimanapun mereka berada. Mursyid akan terus mengawasi dan membimbing hati murid-muridnya agar hati selalu menuju Allah
Sepulang dari Pesantren Suryalaya dan kembali ke Pesantren dikampungnya, Kiai Thohir menyampaikan amanat salam dari Mursyid Kammil Mukammil Syekh ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin ra kepada gurunya. Dan ternyata, diluar dugaan Kiayinya yang dipesantren itu malah memuji Abah Anom bahkan Kiayi Thohir sebagai salah satu murid kesayangannya itu dianjurkan untuk menjalankan ajaran yang di bawa oleh Abah Anom sebagai pewaris para Nabi.
Selanjutnya, Kiayi Thohir mengabdikan diri sepenuhnya kepada Abah Anom dan mengamalkan ajaran yang telah diajarkannya. Akhirnya Kiai Thohir dipercaya menjadi salah satu wakil Talqin, yaitu orang yang di izinkan untuk mengajarkan atau mengijazahkan dzikir Thoriqoh kepada orang yang membutuhkannya.
DAGING BERUBAH JADI MANUSIA
Olwh : KH.M.Abdul Gaous Saefulloh Al-Maslul (Ajengan Gaos)
Cerita ini diambil dari ceramahnya KH.M.Abdul Gaous Saefulloh Al-Maslul atau Ajengan Gaos salah satu wakil Talqin Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Jawa Barat Indonesia.
KH. Maksum memiliki seorang istri yang sedang mengandung. Menurut fonis dokter, istri kiayi tersebut bukanlah kehamilan normal yang biasanya terjadi pada seorang wanita. Namun istri KH.Maksum di vonis menderita kanker dan harus segera dioperasi.
Sang Kiayi akhirnya datang ke Suryalaya ingin bertemu Pangersa Abah Anom untuk meminta doa beliau agar istrinya diberi kelancaran saat operasinya nanti. Ketika kiayi Maksum mengutarakan maksudnya tersebut, Abah hanya berkata: “Heug, sing jadi jelema”, dalam bahasa Indonesia: iya, jadi manusia, maksudnya adalah semoga kandungan istri kiayi Maksum menjadi manusia dengan izin Allah.
Dan ternyata, baru saja istri kiayi Maksum satu langkah keluar dari rumah Pangersa Abah, dia merasakan gerakan-gerakan dalam rahimnya itu, subhanallah. Kontan saja istri kiayi Maksum kaget, dan langsung memeriksakan dirinya ke Dokter. Lalu apa kata Dokter? Subhanallah, Dokter pun sama terkejutnya dengan pasangan suami istri Kiayi Maksum tersebut.
Allahu Akbar, kun fayakun, dengan izin-Nya melalui doa Kekasih-Nya, daging jadi yang asalnya akan diangkat tersebut, ternyata berubah menjadi sesosok manusia kecil yang menggemaskan berjenis kelamin laki-laki. Ya, ternyata setelah dioperasi daging jadi itu berubah menjadi seorang bayi, yang diberi nama Sufi Firdaus.
Idos panggilan anak ini, hingga saat ini masih hidup dan mengabdikan dirinya untuk menjadi murid Syeikh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin qs. (Abah Anom).
Menyadarkan kyai sakti
Diceritakan Bapak Etje Juardi, ada Ulama yang dikenal sakti namanya Kyai Jured Pemalang.
Suatu hari Kiai tersebut memiliki rencana untuk menguji karomah Abah Anom dengan kesaktian yang dimilikinya.
Kiai tersebut datang ke Pondok Pesantren Suryalaya dengan satu bis yang membawa 70 santrinya. Semua santri disebar disekitar Pesantren Suryalaya, setelah Kiai itu masuk ke halaman Abah Anom, tidak disangka Abah Anom sudah berada didepan madrasah dan menyuruh Kiai untuk masuk ke madrasah Abah Anom bersama 70 santrinya yang telah disebar. Kiai tersebut merasa kaget akan kasyaf (penglihatan batin)nya Mursyid TQN. Abah Anom meminta Kiai tersebut dan para santrinya untuk makan dahulu yang telah Beliau sediakan di madrasah.
Di dalam madrasah Kiai memuji Abah Anom tentang pesantren Beliau yang sangat luas nan indah, tetapi dibumbui kritik secara halus tentang kekurangan pesantrenya yaitu tidak adanya burung cendrawasih, burung yang terkenal akan bulunya yang indah. Beliau hanya tersenyum dan menimpalinya dengan jawaban yang singkat : “Tentu saja Kiai”. Suatu di luar jangkauan akal setelah jawaban itu burung cendrawasih yang berbulu indah melayang-layang di dalam madrasah yang sesekali hinggap. Kejadian itu membuat terpesonanya akan karomah yang dimiliki Beliau, Kiai itu diam seribu bahasa.
Keajaiban lagi, ketika makan dengan para santrinya yang 70 pun nasi yang di sediakan dalam bakul kecil itu tidak pernah habis.
Namun, Kiai ini masih penasaran dan tidak mau kalah begitu saja, setelah makan Kiai tersebut meminta kepada Beliau untuk mengangkat kopeah/peci yang telah “diisi“, yang sebelumnya dicoba oleh para santrinya tidak terangkat sedikitpun. Subhanallah .. hanya dengan tepukan tangan Abah Anom ke lantai kopeah itu melayang-layang.
Selanjutnya Kiai tersebut mengeluarkan batu yang telah disediakan sebelumnya, dan batu itu dipukul dengan “kekuatan” tangannya sendiri sehingga terbelah menjadi dua, sedangkan belahannya diberikan kepada Abah Anom. Kiai itu meminta kepada Abah Anom untuk memukulnya sebagaimana yang telah dicontohkannya.
Abah Anom mengatakan kepada kiai itu : “Abah tidak bisa apa-apa, baiklah” selanjutnya batu itu diusap oleh tangan Abah dan batu itu menjadi air ,subhanallah…
Kiai menguji lagi karomah Abah Anom dengan kelapa yang telah dibawa santri dari daerahnya. Kiai tersebut meminta yang aneh-aneh kepada Abah Anom agar isi dalam kelapa tersebut ada ikan yang memiliki sifat dan bentuk tertentu.
Dengan tawadlunya Abah Anom menjawab: “Masya Allah, kenapa permintaan kiai ke Abah berlebihan?, Abah tidak bisa apa-apa . Selanjutnya Abah Anom berkata : “ Baiklah kalau begitu, kita memohon kepada Allah. Mudah-mudahan Allah mengabulkan kita”. Setelah berdoa Beliau menyuruh kelapa itu untuk dibelah dua, dan dengan izin Allah didalam kelapa itu ada ikan yang sesuai dengan permintaan sang kiai. Subhanalllah…
Selanjutnya, entah darimana datangnya di tangan Abah Anom sudah ada ketepel, dan ketepel itu diarahkan atau ditembakan kelangit-langit madrasah, sungguh diluar jangkauan akal, muncul dari langit-langit burung putih yang jatuh dihadapan Kiai dan Beliau
Setelah kejadian itu, Kiai menangis dipangkuan Abah Anom Akhirnya Kiai memohon kepada Abah Anom untuk diangkat menjadi muridnya.
Kiai itu ditalqin dzikir TQN Setelah ditalqin Kiai menangis dipangkuan Abah Anom sampai tertidur. Anehnya, Bangun dari tidur sudah berada dimesjid. Subhanallah….
Menolong muridnya (akhwat) yang akan diperkosa dari jarak jauh.
Abdul telah tiada. Bunga di atas kuburan Abdul yang terletak di area kuburan blok Nyongklang Selajambe Kab. Kuningan tampak masih segar sekalipun sudah tiga hari terpanggang panas terik matahari. Begitu pula gundukan tanah merah tampak terlihat masih basah padahal kuburan sekelilingnya sudah kering bahkan terlihat retak-retak akibat kemarau berkepanjangan.
Sepintas, tak ada yang istimewa pada kuburan tersebut. Sama saja seperti kuburan yang lainnya. Namun sesuatu yang beda akan terasa disana. Wangi bunga akan tercium manakala orang melewati kuburan tersebut. Emangnya, siapa sich, yang “tertidur” di dalam sana? Inilah kisahnya….
Adalah Abdul, seorang laki-laki yang 3/4 usianya dihabiskan dalam lembah kemaksiatan. Di kota Metropolitan, Abdul menjelma menjadi bajingan yang Super Haram Jadah. Ia adalah jagoan yang tak pernah kenal rasa takut. Bagi sesama penjahat, Abdul adalah momok yang menakutkan. Bagi polisi lelaki yang sekujur tubuhnya dipenuhi tato wanita telanjang itu merupakan sosok penjahat yang super licin yang sulit ditangkap karena kepandaiannya menggunakan jampi-jampi sehingga mampu berkelit dari kejaran aparat. Kapanpun dan dimanapun, perbuatan maksiat tak pernah ia lewatkan.
Hingga suatu malam di bulan November 2005….. Niat jahatnya muncul kembali ketika melihat seorang penumpang wanita sendirian di mobil omprengan daerah Plumpang, Jakarta Utara. Bersama dua orang temannya, ditodongkannya pisau ke arah sopir dan kernet yang tidak berdaya menghadapi ancaman tersebut. Keduanya lalu diikat lalu Abdul CS. membawa kendaraan tersebut ke salah satu tempat di Bogor yang sudah mereka persiapkan sebelumnnya.
Sesampainya di tempat, Abdul CS. bermaksud untuk memperkosa wanita cantik tersebut. Dengan cara paksaan, wanita itu -sebut saja Sinta- diminta untuk melayani nafsu binatangnya. Namun Sinta berupaya sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari bahaya sambil berteriak : “Abah, Abah, Abah, tolong saya!”. Subhanalloh, atas kehendak-Nya, disaat Abdul akan melampiaskan nafsu kebinatangannya, tiba-tiba saja “burung” miliknya mendadak terkulai lemas dan ia merasakan kesakitan yang luar biasa. Begitu juga kedua temannya yang akan memperkosa Sinta mengalami hal serupa. Dalam keadaan seperti itu, Sinta langsung melarikan diri………..
Setelah kejadian tersebut, Abdul CS mengalami nasib naas. Kemaluannya membengkak dan tiga bulan kemudian, dua orang temannya mati mengenaskan akibat “burung”nya MEMBESAR. Untunglah, Abdul cepat sadar. Ia tahu, bahwa peristiwa tersebut merupakan hukuman dari Allah atas dosa-dosa mereka yang telah diperbuat. Lalu, ia menemuia salah seorang temannya yang sudah terlebih dahulu insyaf dan bertaubat.
Setelah diutarakan maksud dan kedatangannya, teman Abdul tersebut membawanya ke salah satu Majlis Dzikir dan kemudian bertaubat. Melalui Kiayi yang menuntunnya, iapun tahu bahwa taubat tidak berarti harus menghilangkan seluruh tato yang ada ditubuhnya. Dengan semangat yang kuat dan tekad yang membaja, Abdulpun mendapatkan Talqin Dzikir dan mengamalkan semua amaliahnya seperti Khotaman meskipun dia hafalkan dari latinnya.
Teman-teman seprofesi dulu di Jakarta banyak yang ia temui sehingga dia memutuskan untuk hijrah dari Jakarta ke kampung halamannya, takut jika niat jahatnya kembali muncul. Di kampung halamannya, masyarakat tidak begitu saja bisa langsung menerimanya, malah menaruh rasa curiga bahkan tak jarang kata-kata pedas sering dilontarkan kepadanya. Berbekal TANBIH dan dzikrullah, ia tetap tersenyum dan berbaik budi. Sehingga akhirnya masyarakatpun dapat menerima, bahwa Abdul telah kembali ke jalan yang lurus.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia menjadi buruh tani dan pekerjaan serabutan lainnya hanya untuk sesuap nasi sehingga tetap bisa melaksanakan amaliah dzikrullah seperti yang pernah didapatkannya di Jakarta. Hingga akhirnya, pada hari Jum’at di tahun 2006 selepas Subuh, ia dipanggil kembali oleh Allah dalam posisi Tawajuh.
sumber : kedudukanabahanom.blogspot.com/2010/10/karomah-abah-anom-5.html
Mimpi Nabi Isa A.S , akhirnya jadi murid Abah
Kira-kira pada awal tahun 2000, Masjid Khadijah di Singapura di
datangi Ikhwan dari Jakarta dan beliau di beri peluang untuk
menceritakan asal usulnya dan bagaimana akhirnya jadi ikhwan atau murid
Abah. Nama dan identitas beliau tidak dapat kami umumkan
disini. Beliau berkata...lebih kurang maknanya sbb:
Saya berasal dari keluarga India yang berpegang teguh pada ajaran agama Hindu yang ada
di Jakarta. Saya mempunyai nasib yang jauh lebih baik sebab tiap kali para sama ( Kalau dalam agama Islam dengan sholat 'istikharah') untuk memilih dan melantik tukang untuk membuat patung ( tuhan )
, nama saya yang selalu keluar. Sehingga banyak kuil-kuil di Jakarta yang membuat Patung (Tuhan) adalah saya. Saya lah orangnya yang lebih tahu bagaimana bentuk dan coraknya , bagaimana jarinya yang menggenggam , yang
terbuka, giginya yang mana satu di taring kan dan yang mana satu di
ratakan.........semuanya ada makna yang dalam , mengikut kepercayaan
orang Hindu.
Agama hindu bagi saya tidak pernah menjadi keraguan dalam hidup saya. Seiring dengan waktu yang berjalan dan ayah saya telah berpulang kepangkuan sang Ilahi, maka sayalah sebagai anak sulung yang pertama kali meletakkan api untuk membakar jasad ayahanda kami.
Selepas upacara pembakaran, saya mula meragui agama Hindu, jiwa saya
mula tertanya-tanya sehingga kebingungan menyelimuti hati saya.
Pada saat itu saya memohon dengan Tuhan Semesta Alam untuk
menunjukkan jalan keluar bagi pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat
dijawab. Dalam agama Hindu, Tuhan Semesta Alam itu adalah tuhan yang
paling Agung dan dialah yang menjaga semua ratusan tuhan. Tuhan Semesta
Alam ini , Kalau dalam Agama Islam disebut Allah SWT.
Selepas bermohon kepada Tuhan Semesta Alam, jiwa saya sedikit merasakan ketenangan bathin.
Akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan agama Hindu dan mengkaji Agama lain. Saya berniat untuk mengkaji agama Buddha & Kristian ,
tetapi tidak terlintas untuk mengkaji agama Islam sebab perbuatan orang
Islam sudah cukup membuktikan kesesatan mereka. Jauh sekali agama
Islam dalam lubuk hati sanubari saya untuk mengkajinya.
Untuk lebih memahami ajaran Agama Budha, maka Saya masuk dan mempelajari sekian lamanya, namun pertanyaan dari jiwa saya masih belum terjawab.
Kemudian saya masuk agama Kristian, sekian lamanya tetapi kegelisahan
dalam jiwa masih ada. Saya mulai bingung dan ragu dengan Agama budha dan Kristen. Kedua agama
ini tidak memberikan kepuasan dalam hidup saya. Saya mohon kepada Yesus
agar berikan pertolongan terhadap masalah yang meresahkan hidup saya
ini.
Pada satu malam yang indah saya bermimpi didatangi sesosok yang mengaku sebagai Nabi Isa AS. Baginda seolah-olah memahami apa yang menimpa saya, baginda
menghampiri saya dan langsung memegang dada saya dan membacakan
sesuatu yang saya tidak dapat memahaminya. Ketika itu saya terasa
tenang dan bahagia sehingga air mata menintis...seolah-olah baginda
memasukkan cahaya itu ke dalam dada saya. Belum sempat saya ucapkan
terimakasih kepada baginda, baginda telah pergi tanpa menyebut satu
perkataan atau satu pesan apapun kepada saya.
Apabila saya bangun, saya menangis kerana ketenangan yang sangat
dekat itu terasa jauh, pasti akan hilang, dan pasti bingung akan datang
lagi. Saya bertekad untuk melihat kepada kefahaman orang Islam
mengenai Nabi Isa ini, disinilah saya mula memandang agama Islam.
Selepas beberapa kajian dan beberapa tahun saya masuk agama Islam.
Saya merasakan ada sesuatu dalam agama ini yang bisa menjawab atau menenangkan jiwa saya , tapi masih tidak ketemu sekian lamanya, sehingga teman saya yang bantu memasukkan saya ke agama Islam ini berpesan kepada saya bahwa..' jangan masuk ke masjid lain untuk solat, hanya masjid ini sahaja Islam...' Nah , disini saya tersentak dan mula bertanya kepada orang lain... kenapa ada perbedaan apa antara masjid ini dan masjid lain...baru saya tahu paham apa yang dimaksudnya adalah saya Paham Qadyani ( Ahmadiyyah ), akhirnya saya itu juga saya tinggalkan kepercayaan yang diasingkan oleh seluruh umat Islam Indonesia dan langsung mencari sumber yang sebenarnya (mainstream)
Saya merasakan ada sesuatu dalam agama ini yang bisa menjawab atau menenangkan jiwa saya , tapi masih tidak ketemu sekian lamanya, sehingga teman saya yang bantu memasukkan saya ke agama Islam ini berpesan kepada saya bahwa..' jangan masuk ke masjid lain untuk solat, hanya masjid ini sahaja Islam...' Nah , disini saya tersentak dan mula bertanya kepada orang lain... kenapa ada perbedaan apa antara masjid ini dan masjid lain...baru saya tahu paham apa yang dimaksudnya adalah saya Paham Qadyani ( Ahmadiyyah ), akhirnya saya itu juga saya tinggalkan kepercayaan yang diasingkan oleh seluruh umat Islam Indonesia dan langsung mencari sumber yang sebenarnya (mainstream)
Pada langkah yang pertama saya masuk ke masjid mainstream,
saya di takdirkan Allah masuk ke masjid yang sedang berzikir dengan
suara yang keras tetapi sistematik, nada mereka serentak dan terpadu.
Ketika mendengar zikir itu hati saya bergelojak hidup , timbul
ketenangan yang kuat, ketenangan yang sama persis ketika saya bermimpi bertemu dengan Nabi Isa as. Selepas zikrullah
saya langsung bertemu dengan pimpinan zikir itu dan dia menganjurkan saya
bertemu dengan guru mereka.
Apabila saya bertemu guru mereka, itulah detik yang sangat manis
dalam hidup saya , seolah beliau itu bapa saya, begitu mesra dan penuh
dengan kecintaan. Itulah dia Abah Anom, saya ambil baiat dengan beliau
dan saya mohon agar Abah mendoakan keluarga saya yang sangat kuat
berpegang dengan ajaran Hindu. Selepas beberapa tahun, terbukti doa
Abah sangat mustajab, hampir semua adik beradik saya (yang keras
berpegang dengan ajaran Hindu ) sudah muslim melainkan ibu saya yang
masih belum pada hari ini . Saya bersyukur kepada Allah kerana telah
menjawab permohonan saya sehingga bertemu dengan agama yang betul di
tangan seorang yang sangat betul dalam hal kerohaniannya. Profesi saya
sekarang bisnis dengan permaidani dengan buatan tangan sehingga berkat
doa Abah , saya mempunyai kilang untuk menguruskan perdagangan ini, dan
bisa mengirim ke Masjid Khadijah ini.
Saya makin diperlihatkan karomah Abah setiap hari dan ramai jugak
masuk Islam di tangan beliau. Sebelum saya ke sini, Abah berkata
dengan saya, katanya,..." kamu ini dulu membuat sembahan orang ( patung
), sekarang ini juga masih membuat bahagian dari sembahan orang (
sejadah )".
Selepas mengamalkan zikrullah hati saya makin tenang syukur dan saya
ingin berpesan kepada para ikhwan Singapura, walaupun berjauhan dengan
Abah, tapi dengan rajin beramal, pasti tercapai ketenangan yang
sama.....saya dapat melihat sekarang ini bahwa agama selain Islam
bukanlah sesat tetapi tidak complete, apabila orang Hindu jumpa saya
dan mereka marah-marah kepada saya sebab meninggalkan agama mereka,
saya katakan kepada mereka...... saya tidak tinggalkan agama Hindu
tetapi saya upgrade kan agama saya dengan mengikuti agama Islam. Ini
yang di ajarkan Abah kepada saya.- Sekian ringkas taklimat beliau.
Semoga Allah swt membukakan pintu hati mereka-mereka yang mencari kebenaran dan jalan kerohaniannya.
Seekor Ikan Keluar Dari Cawan Kopi
Cerita ini alfaqir peroleh dari seorang ikhwan Singapur yang bernama
Sheikh Alwi Bin Sheikh Ali pada tahun 1996. Beliau menceritakan bahawa
pernah satu ketika Abah di datangi seorang kiyai yang ada ilmu sakti
beliau menunjukkan kesaktiannya kepada Abah, tapi dapat di aman kan
oleh Abah.
Pak Kiyai ini mencoba Abah untuk mengeluarkan ilmu kesaktianya, namun Abah
merendah diri, tetapi dia masih meminta dan memohon kepada Abah, lalu Abah tanya apa yang
dia mau, Kiyai ini berkata 'seekor' ikan.
Lalu Abah mengisyaratkan dengan tangannya seolah-olah beliau memancing ikan di hadapannya, maka keluarlah se ekor ikan dari cawan kopinya Pak Kiyai ini. Ketika itu Pak Kiyai tercengang dan terbelalak, ia tidak percaya apa yang dia lihat, ada seekor ikan tersebut mengelitik-gelitik keluar dari cawan yang dia sendiri memintanya. Kemudian timbul keinsafan dalam diri Pak Kiyai ini dan mohon dari Abah agar ajarkan kepadanya ilmu tersebut, maka Abah memberikan baiáh zikir kepadanya.
Lalu Abah mengisyaratkan dengan tangannya seolah-olah beliau memancing ikan di hadapannya, maka keluarlah se ekor ikan dari cawan kopinya Pak Kiyai ini. Ketika itu Pak Kiyai tercengang dan terbelalak, ia tidak percaya apa yang dia lihat, ada seekor ikan tersebut mengelitik-gelitik keluar dari cawan yang dia sendiri memintanya. Kemudian timbul keinsafan dalam diri Pak Kiyai ini dan mohon dari Abah agar ajarkan kepadanya ilmu tersebut, maka Abah memberikan baiáh zikir kepadanya.
Semoga Allah SWT merahmati semua para mursyid yang meneruskan
memikul amanah 'cahaya haqiqah' dari satu jenerasi ke satu jenerasi
yang lain.
Didatangi 100 Ulama yang akan mencoba kefahaman Pangersa Abah
Manqabah ini bersumberkan dari seorang ikhwan yang tidak mahu
dikenali. Beliau adalah murid Abah di Singapura, yang paling banyak melihat karomah Abah dengan mata kepalanya sendiri
secara langsung dan bukan hanya menerusi mendengar dari orang lain.
Sehingga beliau tidak mempunyai ruang dalam dirinya yang mengkhuatiri kewalian Abah walaupun banyak para guru yang hebat-hebat beliau telah ketemui sejak zaman mudanya.
Selepas keperrgian Pangersa Abah, kita tidak seharusnya bersedih terus-terusan, malah kita seharusnya bersyukur kepada Allah terus-terusan dimana Allah sempat menemukan dalam hidup kita seorang 'wara' Nya yang sangat hebat ini, dan lebih dari itu belajar dan ambil zikrullah darinya.
Kejadian ini saya lihat sebelum tahun 1995 dimana Abah mula uzur . Rombongan itu terdiri dari para ulama / kiyai kebanyakanya dari Bandung dan juga dari berbagai tempat, kelihatan mereka sudah menyiapkan soalan-soalan masing-masing untuk ditanyakan kepada Abah, masalah-masalah fiqih dan sebagainya- yang rumit-rumit dan payah-payah agar Abah tidak berdaya dalam menjawabnya dan mereka juga merekamnya, dengan seperti itu mereka bermaksud untuk menjatuhkan intellektual Abah dan menyebarkannya. Jumlah mereka yang ada dalam rombongan ini kurang lebih 100 orang.
Wakil dari rombongan itu memulai dengan kata-kata yang indah apabila sudah sampai berhadapan dengan Abah di Madrasah Suryalaya. Kata-katanya manis bak madu yang tumpah... bagaikan pembuka tirai bersilaturahim. Selepas itu Abah menyambut kata-kata aluan mereka, Abah turut menyambut kedatangan mereka dengan tangan terbuka dan Abah juga turut perihatin maksud mereka ke Suryalaya .
Abah mengatakan bahawa ‘Abah masih belajar’ dan Abah mengamalkan apa yang diajar oleh ayahandanya. Suasana tegang bertukar jadi hening dan terharu hanya dengan beberapa kata-kata Abah yang merendah diri itu, mereka kelihatan melinangkan air mata mendengar ucapan Abah yang merendah diri, akhirnya mereka semua menangis dan minta Abah baiátkan zikir. Pada awalnya mereka bersemangat untuk bertanya dengan niat yang tidak baik tetapi bertukar menjadi insaf dan taubat.
Kejadian seperti ini sama persis berlaku pada zaman Tuan Sheikh Abdul Qodir Jailani qs apabila beliau didatangi 100 ulama dari Baghdad dengan niat mencoba kefahaman agamanya, Tuan Sheikh menjawab semua soalan-soalan mereka satu persatu sebelum mereka mula membuka mulut untuk bertanya. Nah, disini terlihat cara yang sama berlaku antara Abah dan Tuan Sheikh hanya Abah bertindak dengan cara yang berlainan dari cara Tuan Sheikh kerana beliau mengambil sikap merendah dirinya dengan Tuan Sheikh .
Semoga Allah SWT mencururi rahmat dan KeredhaanNya kepada Abah dan para wakilnya, kerana telah berpenat lelah dan bersusah payah membimbing umat ke jalan yang diredhaiNya.
Gambar sisipan adalah gambar Madrasah Pondok Pesantren
Suryalaya, di mana semua para tetamu Abah di sambutin dan di situ juga
mereka yang meminta bai'at akan di bai'atkan.
Pendekar Silat Ter pelanting
Kami mendapatkan kisah ini dari seorang ikhwan Singapur yang melihat
dengan mata kepalanya sendiri kejadian yang sangat ajaib ini. Beliau
tidak mengizinkan namanya serta gambarnya di siarkan dalam blog ini.
Kira-kira pada tahun 1972, beliau sedang duduk-duduk bersama teman
seorang dua dengan Abah di dalam madrasah, tiba-tiba pintu masuk yang
berdekatan dengan tangga naik di tendang dengan sangat kuat sehingga
terbuka pintu tersebut. Kata ikhwan ini , saya melihat seorang pendekar
yang sangat hebat dan gerun kerana dia memakai pakaian pendekarnya
yang lengkap serta benar-benar bersedia untuk menyerang.
Kata beliau, jika dia menuju ke Abah, saya rasa tenang sedikit
tetapi jika dia menuju ke arah saya, habis semua cerita....! sambil
berjenaka.
Abah dengan tenang menegur saya beserta teman disebelah : 'Ya jangan
tengok, tutup matanya ( zikir ) khafi terus, bantu-bantu Abah...'
Pendekar ini kemudian menyeret kakinya kebumi pada setiap langkah
kiri dan kanannya sambil membuka jurusan silatnya menuju ke
Abah,...baru kami tahu bahawa dia memang berniat untuk menyerang Abah,
tapi Abah dengan tenang duduk di tempatnya bersila sambil mengingatkan
ikhwan untuk teruskan zikir khafinya.
Apabila, si pendekar ini dekat pada Abah kira jarak lagi 6 atau 7
langkah lagi, beliau terpelanting ke belakang dan jatuh rebah. Pendekar
ini bangun semula dan membuat serangan keduanya, namun apabila sambil
di lokasi yang sama tadi, beliau terpelanting ke belakang lagi.
Semangatnya kuat dan buat kali ketiganya beliau bangun dan menguatkan
jurusannya agat tidak gagal lagi. Apabila sampai ke lokasi atau garisan
tadi, beliau terpelanting lagi dan terus pengsan.
Suasana sangat tengang tetapi zikir khafi sangat menenangkan. Abah
memanggil petugas madrasah Almarhum Wak Din ( beliau juga adalah bekas
pesilat dan berbadan besar yang telah berkhidmat dengan Abah sekian
lamanya) untuk mengambil air untuk Abah membacakan dan untuk disapukan
air tersebut ke muka pendekar yang pengsan itu. Sebaik sahaja pendekar
itu di sapu Wak Din dengan air tersebut, beliau tersedar dari
pengsannya dan terus menangis meminta ampun kepada Abah dan menyerah
diri untuk menjadi murid Abah. Kemudian Abah mentalqinkannya zikir dan
beliau menjadi ikhwan. Kurang pasti samada beliau ini masih hidup atau
sudah pulang kerahmatullah.
Semoga Allah swt membantu terus kepada para hambaNya yang
menjalankan amanah untuk hidupkan amalan zikrullah yang diperolehi
secara tradisi ini dari satu guru ke satu guru sehingga ke Kanjeng Nabi
S.A.W yang kami cintai, Ameen...... inilah dia 'sunnah' yang kita pertaruhkan pada akhir zaman...bukan mazahirnya sahaja tetapi jawahirnya.
Cara Abah Berjampi Air Sangat Unik
Ramai yang telah berkunjungan ke Abah di Suryalaya dapat melihat
bagaimana Abah membaca jampinya ( ruqyah ) ke atas air yang di hajatkan
sesuatu. Malah para jamaah beratur dengan barisan yang panjang untuk
mendapatkan barokah jampiannya yang sangat unik.
Kebanyakkan waktu jampinya sangat cepat, mungkin beliau menggunakan
ilmu ma'rifahnya dalam mengisikan air untuk diberkatin. Apabila gelas
atau cawan yang di hadapkan di hadapan Abah, Abah hanya setakat
memegang bibir cawan sahaja , kemudian beliau katakan ''udah'', sebagai
tanda selesai dan pemohon boleh beredar untuk memberi lalun kepada
yang lain.
Ada yang dari jauh belum sampai di hadapannya, beliau isyaratkan
dengan tangannya sambil dikatakan ''udah'', ada pula yang datang dekat
lalu di celupin jari telunjuknya dan ada juga yang dibacakan sesuatu
dengan agak lama sedikit.
Dalam tahun 2001, alfaqir pernah berjunjungan ke Abah dan berpeluang
untuk memberi Abah segelas susu untuk dibacakan atas niat tabaruk
dalam thoriq, maka beliau membacanya sehingga hampir 15 minit lamanya,
yang aneh tiada orang yang berhajat ketika itu untuk berjumpa dengan
Abah.
Teknik-teknik ruqyah Abah ini sangat terkenal sehingga menjadi
cerita-cerita di bibir para murid. Namun masih juga ada
individu-individu yang kurang senang dengan cara Abah berjampi
demikian.
Di khabarkan kepada alfaqir oleh seortang ikhwan yang enggan nama
dan gambarnya disiarkan dalam blog ini, sebaik sahaja beliau pulang
dari menziarahi Abah, ada kejadian berlaku.
"Ada seorang yang datang ke Suryalaya berhajat untuk minta dari Abah
untuk di bacakan dalam botol airnya. Abah tunaikan hajatnya selepas
mendengar permohonannya dengan hanya memegang bibir botol itu dengan
mengatakan "udah''.
Si fulan ini, mungkin kali pertama melihat Abah jampi air, bersungut
dan tidak senang dengan cara Abah itu. Seolah-olah mencurigai sambil
merasakan apa yang dibacakan,...apa yang dilakukan, ngak ada apa-apa...!
Lalu beliau selepas keluar dari Madrasah Suryalaya berjalan di
lorong-lorong itu terlihat banyak kolam ikan...di tuangnya air dalam
botol yang telah di jampikan Abah itu dengan merasakan ngak ada apa-apa
air ini..hanya memegang botol 1, 2 saat.....'
Tidak lama kemudian, beliau datang semula ke kolam yang sudah
dikeromoni orang kerana mereka melihat ikan-ikan dalam kolam tersebut
timbul mati.
Baru beliau tahu betapa kuatnya jampian tersebut. Amanah manusia
tidak bisa di angkat oleh haiwan, malah gunung ganang pun ngak
bisa...satu renungan buat kita semua.
Semoga Allah SWT merahmati Abah Anom yang telah banyak membantu
masyarakat Islam kita semua tanpa jemu-jemu sehingga akhir-akhir
umurnya, di atas kerusi roda pun masih demikian.
Pandangan Habib Ali Batu Pahat Terhadap Abah Anom
Satu makluman kami perolehi dari Alfadhil Ustaz Mukhtar Bin Habib
ketika beliau berkunjungan ke Batu Pahat menziarahi Almarhum Habib Ali.
Almarhum Habib Ali adalah salah seorang wali Allah dan ahli
mukasyifiin dari para hambaNya. Alfaqir sendiri sudah tiga kali
menziarahi beliau, pada awalnya tahun 1997.
Ramai yang tidak mengenal Habib Ali ini sehingga Almarhum Al-Allamah
Habib Omar bin Abdullah Al-Khatib mengkhabarkan kewaliannya kepada
para muridnya di Singapura. Selepas kewafatan Habib Omar, barulah para
murid berkunjungan ke rumah Habib Ali ini. Nama penuhnya ialah Almarhum
Habib Ali bin Jakfar bin Ahmad bin Abdul Qadir Alaydrus
Rumah Habib Ali yang sangat sederhana itu sentiasa penuh dengan para
tetamu dari Singapura. Antara karomahnya, apa yang kita bicarakan
dalam perjalanan ketika menziarahinya, nanti sesudah berjumpa dengan
beliau, selepas beramah mesra, beliau akan membawa perbualan yang
seolah-olah menyambung perbualan yang di ucapkan dalam perjalanan.
Almarhum Habib Ali, sangat teliti dan halus perhatiannnya, beliau
selalu memilih perkataan yang tepat untuk berbicara agar tidak
keterlaluan atau berkurangan dalam ekspresinya.
Di khabarkan kepada kami , bahawa Ustaz Mukhtar apabila meneruskan
pengajiannya di Pondok Pesantren Suryalaya, beliau berkunjungan ke Batu
Pahat menziarahi Habib Ali untuk mendapatkan doa beliau. Pada tahun
2004 atau 2005, Ustaz Mukhtar ketika pulang bercuti ke tanah air (
Singapura ) , beliau menziarahi Habib Ali lagi. Apabila ditanya oleh
Habib Ali mengenai tempat pengajiannya, Ustaz Mukhtar menjawab bahawa
beliau belajar di bawah bimbingan Abah Anom. Apabila Habib Ali
mendengar nama Abah Anom beliau mengatakan :
" Abah Anom adalah penegak agama Islam'.- tamat kata-kata almarhum habib.
Kata-kata Habib Ali mengembirakan Ustaz Mukhtar kerana Habib Ali
sangat teliti orangnya dalam memberikan komentar atau maklumat,
ditambahkan lagi beliau seorang wali Allah.
Penegak agama Islam dalam istilah Tasauf yang terdekat ialah
sebutan 'Muhyiddin'' yang berarti 'Penghidupkan Agama''. Dengan
seseorang itu berjaya menghidupkan agama artinya dia telah menegakkan
agama, dan jika seseorang itu mematikan nilai-nilai agama artinya dia
telah menghancurkan agama.-Alfaqir
Mungkin tak banyak orang yang tahu bahwa Habib Ali Batu Pahat ini
dilahirkan di Purwakarta, Jawa Barat, pada tahun 1919. Sebagian
keluarganya saat ini juga masih berada di sana.
Tahun 1926, yaitu saat berumur tujuh tahun, ia tiba di Singapura.
Tapi hanya sebentar, lalu ia kembali lagi ke Indonesia. Tahun 1929,
untuk kedua kalinya ia datang ke Singapura dan kemudian menetap di sana
hingga tahun 1942.
Di Singapura, ia tinggal bersama ayah dan kakaknya, Habib Abdul Qadir bin Ja’far Alaydrus, di sebuah rumah di Arab Street. Ketika itu sang kakak barn datang dari Hadhramaut. Berdasarkan cerita yang pernah disampaikan Habib Ali sendiri, kedatangan sang kakak mendapat sambutan yang amat hangat dari penduduk Singapura pada saat itu. Habib Abdul Qadir sendiri wafat di Purwakarta dan dimakamkan di sana.
Tahun 1942, Habib Ali hijrah ke Batu Pahat, Johor, Malaysia sehingga hari wafatnya. Semasa hidupnya di negeri rantaunya yang baru ini, Habib Ali menjadi tempat mengadu berbagai permasalahan banyak orang, temasuk para muslimin Singapura.
Ayah Habib Ali, Habib Ja’far bin Ahmad Alaydrus, datang ke Singapura
dari Purwarkarta dan menetap di Negeri Singa itu selama beberapa tahun
pada tahun 1930-an dan tinggal di Lorong 30 Geylang. Habib Ja’far
kembali ke Hadhramaut pada tahun 1938.
la wafat pada tahun 1976 di kota Tarim. Jenazahnya dimakamkan di
Pemakaman Zanbal, berdekatan dengan makam datuknya, Habib Abdullah
Alaydrus.
Habib Ali wafat sekitar pukul 17.10 atau 17.15 petang pada hari Kamis 28 Jumadil Awal 1431 atau 13 Mei 2010 dalam usia 91 tahun.
Syed Ibrahim dan Syed Ja’far, keduanya cucu Habib Ali, dari putranya
yang bemama Syed Husein, di sampingnya ketika itu. Hari wafatnya ini
menjelang lima hari sebelum haul ayahandanya, Habib Ja’far bin Ahmad,
yaitu pada 3 Jumadil Akhirah.
Dari saat Habib Ali wafat waktu dimandikan keesokan harinya, jenazahnya tak putus-putus dikunjungi ribuan manusia dari segala penjuru dan lapisan masyarakat, terutama dari Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Di antara yang hadir menyampaikan ta’ziyahnya pada saat itu adalah Syed Hamid bin Ja’far Al-Bar, mantan menteri luar negeri dan menteri dalam negeri Malaysia.
Begitu juga bacaan Al-Quran, Yaasin, dan tahlil tak putus-putusnya
dibacakan hingga jenazahnya usai dimandikan oleh keluarga sekitar pukul
09.30, Jum’at pagi.
Karena begitu banyaknya penta’ziyah yang datang untuk dapat menghadiri prosesi shalat Jenazah, akhirnya jenazah Habib Ali dishalatkan sebanyak dua kali. Pertama, sebagaimana wasiatnya, dishalatkan di dalam rumah, yang diimami oleh Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Alaydrus, dan kedua di luar rumah, dengan imam Habib Hasan bin Muhammad bin Salim Al-Attas.
Jenazahnya kemudian dimakamkan sebelum shalat Jum’at, 29 Jumadil Awal
1431 H/14 Mei 2010, di Tanah Pekuburan Islam Bukit Cermai, Batu Pahat,
Johor, Malaysia. Habib Umar bin Hamid AI-Jilani dari Makkah yang
membacakan talqin pada saat itu.
Berkat Doa Abah - Hidupku Berubah
Manqabah kali ke 19 ini ditulis dengan penuh kesyahduan, jari-jari
yang menaib ini tidak secepat semalam, Abah telah meninggalkan kita
pada tanggal masehi dimana Pondok Pesantren Suryalaya dibangunkan iaitu
5 September.
Telah perginya seorang yang tidak tidur selama 35 tahun pada awal kepimpinannya menjadi khalifah. Telah perginya seorang yang duduk terus menerus di atas kerusinya bersabar dengan fizikalnya selama 16 tahun di akhir hidupnya.
Telah perginya seorang yang tidak tidur selama 35 tahun pada awal kepimpinannya menjadi khalifah. Telah perginya seorang yang duduk terus menerus di atas kerusinya bersabar dengan fizikalnya selama 16 tahun di akhir hidupnya.
Beberapa tahun yang lalu, seorang pakar perubatan menawarkan
perkhidmatannya secara percuma kerana ingin melihat Abah bangun
berjalan, namun beliau menggeleng kepalanya sambil berkata : Jantungnya
berdenyut bagaikan pemuda 25 tahun tapi fizikalnya lemah selemah
seorang yang berumur 300 tahun. Isnin lalu Abah meninggal dunia tanpa
sebarang penyakit dalam usia 96 tahun.
Alfaqir mengambil baiáh zikir pada tahun 1982 dalam usia 13 tahun
dengan Almukaram Ustaz Hj Ali di Singapura, tetapi lebih awal dari itu
alfaqir sudah bermain-main dirumah beliau di Geylang Serai seawal tahun
1979 mengikut bapa alfaqir Tuan Hj Saleh Khan Surattee yang aktif
disana dengan Almukaram.
Pada tahun 1983, alfaqir berpeluang ikut berangkat ke Suryalaya
dengan keluarga, gembira terasa amat sangat , terutama apabila hajat
kita untuk Abah doakan termakbul, sudah banyak terdengar di bibir-bibir
para ikhwan hal demikian dan terjadi kemakbulannya, ada yang tak dapat
anak, apabila Abah doakan kemudian dapat anak, ada yang sekian lama
tak dapat jodoh, bila Abah doakan dapat, dan macam-macam lagi. Dalam
bersiap-siap untuk berangkat, alfaqir mencari-cari hajat mana satu yang
harus alfaqir tanyakan agar di doakan Abah, masih belum ketemu mungkin
kerana usia yang masih muda.
Apabila mula berangkat di airport Changi, abang ipar alfaqir Hj Mohd
Tahir yang tidak sempat berangkat sama ke Suryalaya berpesan ke
telinga alfaqir,..'Ghouse minta Abah doakan faham bahasa Arab
!...Alfaqir terasa gembira dan senang kerana ianya adalah satu
permintaan yang sangat sesuai.' Pada ketika itu alfaqir masih di
sekolah sekular Whitley Secondary School dan tidak ada sebarang asas
dalam bahasa Arab, tetapi telah mula belajar bahasa Arab fe'lu maadhi
dan fe'lu mudari dengan Almukaram Ustaz Hj Ali di rumahnya di Bedok Blk
543 ketika itu.
Apabila sudah berada di Suryalaya, alfaqir berpeluang memohon pada
Abah agar Abah mendoakan saya agar faham dalam bahasa Arab. Apabila
Abah mendengarkan hajat alfaqir itu, beliau terus berkata dengan penuh
kegembiraan : 'Waah bagus niat itu', Ye Abah doakan''. Alfaqir turut
gembira dengan kegembiraan Abah, kemudian Abah bertanya alfaqir :
''apakah sekarang kamu sedang belajar bahasa Arab ?'Alfaqir menjawab
dengan spontan 'Ye dengan Ustaz Ali." Mendengarkan jawabannya Abah
bertambah gembira dan menyebutkan... Ábah doakan'.
Selepas 2 tahun dari detik-detik manis itu, alfaqir beranikan diri
memohon agar dapat menyertai pengajian di Madrasah Aljunied Al-Islamiah
di Singapura - -sebuah sekolah yang sangat terkemuka dalam bahasa Arab
yang hanya menerima penyertaan dari murid-murid yang sudah ada asas
dalam bahasa arab.
Alhamdulilah, berkat doa Abah, alfaqir diterima untuk menyambung
belajar di Madrasah Aljunied tanpa pendidikan asas dalam bahasa arab
ketika itu . Satu perkara yang sangat mengkagumkan dan tidak pernah
berlaku dalam tradisi Madrasah tersebut. Malah dalam 6 tahun sahaja,
alfaqir dapat selesaikan semua peringkat pengajian di madrasah tersebut
yang biasanya di lalui murid biasa selama 12 tahun sebelum tamat
madrasah.
Berkat doa para solihin ini terbukti, sangat berkesan, apabila
dibuka kan kefahaman yang luas dalam bahasa Arab sehingga pada tiap
tahun alfaqir menyandang posisi pertama atau kedua di dalam
darjah...tidak pernah posisi ketiga,....Alhamdulilah...
Lebih dari itu, alfaqir sangat tersentuh apabila berjaya dapat
sambung belajar ke Mesir dengan biasiswa , ke Universiti Al-Azhar dan
di terima masuk ke kuliah Lughatul Arabiah -bahasa Arab. Alhamdulilah,
ni'mat kebersamaan dengan orang solih, manfaatnya jalan terus hingga ke
hari ini dan mendapat pengetahuan dari kitab-kitab Arab secara santai
pada hari-hari biasa hari ini...
Prof Drs Haji Aboebakar Atcheh
Seorang tokoh agama, ulama, pemimpin pertubuhan Islam dan penulis yang tak asing lagi dalam masyarakat kita, beliau adalah Prof Haji Aboebakar Atjeh yang dilahirkan pada tahun 1909 dan wafatnya diperkirakan jatuh pada tahun 1979 .
Siapa yang dapat menyangka tokoh agama dan ulama ini - yang mempunyai lebih dari 19 karya penulisan agungnya, pemimpin pertubuhan yang besar di Indonesia , pernah menentang Tasauf dan Thoriqah , akhirnya menyerahkan diri untuk beramal dengan amalan berthoriqah.
Semoga Allah mencucuri Rahmat dan KeridhaanNya kepada Abah Anom-
Hadratus Sheikh Ahmad Sohibul Wafa' Tajul Arifiin yang telah membantu
menyelamatkan jutaan umat dengan doa-doanya serta karomahnya.
8 komentar:
Allhamdulilah . . . . .
Allahu Akbar...
Subhanallah!
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Maaf untuk Karomah Abah Anom "Letusan Gunung Galunggung" sepertinya kurang tepat, sebab di katakan Suryalaya berada di kaki galunggung padahal jarak Suryalaya dengan Galunggung cukup jauh sekitar -+ 30 Km.Yang benar Suryalaya berada di Kaki gunung Sawal panjalu.
Ini hanya koreksi saja dari Ikhwan TQN di Kecamatan Cisayong
Wassalam
maaf itu bukan Prof Abu bakar atjeh tapi yg dipajang itu fhotonya KH Abu Bakar Faqih, anak angkatnya Abah sepuh yang menjadi wakil talqin tertua di Suryalaya
alhamdulillah..............
SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
Posting Komentar